digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada akhir tahun 2019, serangkaian kasus menyerupai pneumonia muncul di Tiongkok. WHO menamakan penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 tersebut sebagai COVID- 19. Penularan SARS-CoV-2 dapat terjadi melalui droplet, airborne, fomit dan media lain. Transportasi publik seperti LRT berisiko tinggi untuk penyebaran SARS-CoV-2 terutama akibat airborne. ASHRAE merekomendasikan pencegahan melalui rekayasa sistem pengondisian udara. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian berupa rekayasa pada sistem pengondisian udara pada LRT yang dapat lebih meminimalisasi penyebaran SARS-CoV-2. Pada studi ini dilakukan rekayasa sistem pengondisian udara LRT untuk mengantisipasi COVID-19. Hal awal yang dilakukan yaitu menganalisis kondisi sistem pengondisian udara LRT saat ini terhadap potensi penyebaran SARS-CoV-2 melalui udara. Langkah selanjutnya dilakukan kalkulasi dan penentuan jenis rekayasa yang paling sesuai dan memungkinkan. Pada bagian akhir dilakukan analisis pada sistem rekayasa yang dipilih terhadap pertimbangan penyebaran SARS-CoV-2 dan kenyamanan termal. Studi ini menunjukkan sistem saat ini memungkinkan kontak silang SARS-CoV-2 akibat aliran udara dan efisiensi filter hanya 12–20%. Sistem resirkulasi rancangan dipertimbangkan sebagai sistem yang paling sesuai dan memungkinkan. Sistem tersebut menambahkan rekayasa pola aliran untuk return air dan meningkatkan rating filter. Pada sistem didapatkan kontak silang SARS-CoV-2 akibat aliran udara dapat diminimalisasi dan kualitas udara indoor yang lebih baik karena peningkatan efisiensi filter.