digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Chiara Fathinah Rachman
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Chiara Fathinah Rachman
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Chiara Fathinah Rachman
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Chiara Fathinah Rachman
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Chiara Fathinah Rachman
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Chiara Fathinah Rachman
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Chiara Fathinah Rachman
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Chiara Fathinah Rachman
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA Chiara Fathinah Rachman
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Chiara Fathinah Rachman
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

Perkembangan infrastruktur perkotaan Jakarta telah mengalami peningkatan yang signifikan dengan penambahan gedung-gedung komersial berkonsep serbaguna (mixed-use). Hal ini memunculkan tantangan baru dalam perancangan sistem pengondisian udara karena keberagaman zonasi, intensitas penggunaan, dan variasi fungsi. Gedung-gedung ini wajib memenuhi standar efisiensi energi, seperti batasan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) harus sesuai peraturan yang berlaku. Mengingat sistem pengondisian udara dapat menyerap porsi energi hingga 60% dari total energi bangunan, maka pemilihan sistem yang tepat guna dan efisien menjadi sangat penting. Tugas Sarjana ini merupakan studi kasus untuk merancang dan membandingkan sistem pengondisian udara yang paling efisien berdasarkan konsumsi energi dan biaya siklus hidup pada sebuah gedung serbaguna (kantor dan mal) di Jakarta Pusat. Terdapat empat alternatif yang dianalisis: dua jenis sistem sentral (Water-Cooled Chiller dengan dan tanpa Variable Frequency Drive/VFD) dan dua jenis sistem Variable Refrigerant Flow (VRF) (air-cooled dan water-cooled). Proses perancangan meliputi estimasi beban pendinginan puncak, pemilihan komponen utama untuk setiap sistem, serta analisis konsumsi energi tahunan dan Life Cycle Cost (LCC). Berdasarkan hasil analisis konsumsi energi dan biaya, Alternatif 1 yang menggunakan sistem Water-Cooled Chiller dengan VFD dan debit air berubah merupakan sistem yang paling optimal. Sistem ini menghasilkan konsumsi energi tahunan terendah sebesar 6.203.578,77 kWh/tahun serta biaya siklus hidup terendah selama 20 tahun sebesar Rp267.393.397.800.