digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tumpahnya minyak di lepas pantai telah terjadi berulang kali. Tumpahan minyak tersebut menjadi permasalahan serius yang menimbulkan kerugian secara ekonomi dan ekologi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pada 12 Juli 2019, terjadi kebocoran minyak di sekitar anjungan lepas pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), yang terletak di lepas pantai utara Karawang, Laut Jawa. Insiden ini mengakibatkan kematian ikan dan satwa laut lainnya, kerusakan terumbu karang, hutan bakau, dan padang lamun serta mengakibatkan gangguan kesehatan bagi masyarakat pesisir. Berdasarkan hal tersebut, perlu pemetaan dan pemantauan tumpahan minyak agar dapat dilakukan tindakan untuk mencegah persebaran tumpahan minyak yang semakin meluas. Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan persebaran tumpahan minyak di perairan Karawang menggunakan data Sentinel-1 multitemporal dari Juli hingga September 2019. Metode deteksi tumpahan minyak dilakukan menggunakan algoritma adaptive thresholding dari tool oil spill detection pada perangkat lunak SNAP yang dikombinasikan dengan interpretasi manual. Hasilnya menunjukkan tumpahan minyak tersebar di sekitar perairan lepas pantai Karawang dari anjungan YYA-1 hingga mencapai Desa Sedari dan terdapat tumpahan minyak yang menyebar dari Central Plant F/S. Pemetaan tumpahan minyak di perairan lepas pantai Karawang menunjukkan bahwa tumpahan minyak cenderung bergerak ke arah barat dari Juli hingga September 2019. Pergerakan ini diduga dipengaruhi oleh faktor arus dan gelombang yang pada waktu tersebut dominan bergerak menuju ke arah barat. Berdasarkan pengolahan data, diperoleh luas tumpahan minyak pada bulan Juli hingga September 2019 berturut-turut sebesar 24,79 km2, 20,05 km2, dan 27,12 km2.