Tumpahnya minyak di lepas pantai telah terjadi berulang kali. Tumpahan minyak tersebut menjadi
permasalahan serius yang menimbulkan kerugian secara ekonomi dan ekologi, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Pada 12 Juli 2019, terjadi kebocoran minyak di sekitar anjungan
lepas pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), yang
terletak di lepas pantai utara Karawang, Laut Jawa. Insiden ini mengakibatkan kematian ikan dan
satwa laut lainnya, kerusakan terumbu karang, hutan bakau, dan padang lamun serta
mengakibatkan gangguan kesehatan bagi masyarakat pesisir. Berdasarkan hal tersebut, perlu
pemetaan dan pemantauan tumpahan minyak agar dapat dilakukan tindakan untuk mencegah
persebaran tumpahan minyak yang semakin meluas. Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan
persebaran tumpahan minyak di perairan Karawang menggunakan data Sentinel-1 multitemporal
dari Juli hingga September 2019. Metode deteksi tumpahan minyak dilakukan menggunakan
algoritma adaptive thresholding dari tool oil spill detection pada perangkat lunak SNAP yang
dikombinasikan dengan interpretasi manual. Hasilnya menunjukkan tumpahan minyak tersebar di
sekitar perairan lepas pantai Karawang dari anjungan YYA-1 hingga mencapai Desa Sedari dan
terdapat tumpahan minyak yang menyebar dari Central Plant F/S. Pemetaan tumpahan minyak di
perairan lepas pantai Karawang menunjukkan bahwa tumpahan minyak cenderung bergerak ke
arah barat dari Juli hingga September 2019. Pergerakan ini diduga dipengaruhi oleh faktor arus
dan gelombang yang pada waktu tersebut dominan bergerak menuju ke arah barat. Berdasarkan
pengolahan data, diperoleh luas tumpahan minyak pada bulan Juli hingga September 2019
berturut-turut sebesar 24,79 km2, 20,05 km2, dan 27,12 km2.
Perpustakaan Digital ITB