Pulau Tidung merupakan salah satu pulau kecil di Kepulauan Seribu yang berada
pada wilayah padat lalu lintas kapal karena termasuk dalam Alur Laut Kepulauan
Indonesia (ALKI) dan berdekatan dengan area pengeboran minyak lepas pantai,
sehingga berpotensi memiliki sensitivitas tinggi terhadap kejadian tumpahan
minyak. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan menganalisis sensitivitas
lingkungan pesisir Pulau Tidung terhadap tumpahan minyak dengan menggunakan
pendekatan Environmental Sensitivity Index (ESI) yang dikembangkan oleh
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Metode yang
digunakan adalah pendekatan rata-rata tertimbang melalui pembobotan terhadap
tiga parameter utama, yaitu klasifikasi garis pantai, habitat bentik (karang, lamun,
mangrove), dan aktivitas manusia. Bobot ditentukan berdasarkan kontribusi
masing-masing parameter terhadap sensitivitas lingkungan, dan nilai ESI dihitung
dengan mengalikan skor tiap parameter dengan bobotnya, lalu dijumlahkan. Data
spasial diperoleh dari interpretasi citra Google Earth, pemrosesan data batimetri
dari Batimetri Nasional (BATNAS), serta citra satelit Sentinel-1A pada Agustus
2020 untuk identifikasi tumpahan minyak. Wilayah kajian dibagi menjadi enam
zona berdasarkan kesamaan karakteristik spasial dari ketiga parameter. Area
Jembatan Cinta dan zona barat Pulau Tidung Kecil teridentifikasi sebagai zona
dengan sensitivitas tertinggi karena kombinasi habitat bentik, aktivitas manusia
yang intensif, dan rendahnya kemampuan pembilasan alami. Peta ESI yang
dihasilkan diharapkan menjadi acuan prioritas penanganan tumpahan minyak dan
pengelolaan pesisir berkelanjutan di Pulau Tidung dan Kepulauan Seribu,
khususnya dengan memfokuskan penanganan awal pada area Jembatan Cinta dan
zona barat Pulau Tidung Kecil bila terjadi kejadian serupa di masa mendatang.
Perpustakaan Digital ITB