COVER Faris Pamungkas
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Faris Pamungkas
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Faris Pamungkas
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Faris Pamungkas
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Faris Pamungkas
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Faris Pamungkas
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Faris Pamungkas
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Metode penambangan bawah tanah saat ini mulai dikembangkan oleh perusahaan pertambangan khususnya batubara karena nilai stripping ratio yang semakin besar. Sistem ventilasi tambang yang baik dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman. PT XYZ akan melakukan kegiatan penambangan batubara bawah tanah dengan metode longwall pada seam F dengan ketebalan batubara 5,3 m dan kemiringan lapisan batubara yaitu 9-18°. Sehingga dibutuhkan desain ventilasi tambang yang sesuai dengan Kepdirjen Minerba No.185.K/37.04/DJB/2019 dan mengestimasi biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan rancangan sistem ventilasi tambang bawah tanah.
Langkah pertama adalah melakukan pengambilan data sekunder untuk mengetahui dimensi dan jumlah lubang bukaan bawah tanah, peralatan yang digunakan, jumlah pekerja, spesifikasi fan, dan harga peralatan. Setelah itu dilakukan perhitungan kebutuhan udara berdasarkan pekerja dan gas metana, menentukan kandungan kontaminan, serta menentukan parameter aliran resistansi, shock loss, dan friction factor. Kebutuhan udara maksimum ditambah 15% dari kebutuhan udara total berdasarkan Kepmen ESDM No.1827 K/30/MEM/2018. Dari data-data yang ada selanjutnya dilakukan pemodelan terowongan sebagai saluran udara menggunakan perangkat lunak Ventsim Visual 5 dan dilakukan simulasi aliran udara dengan menggunakan fan dan duct sampai memenuhi kuantitas udara sesuai dengan perhitungan kebutuhan udara dan regulasi.
Kebutuhan udara hasil perhitungan pada mining face adalah 47 m3/s, heading face 6,8 m3/s, electric belt conveyor (EBC) 8 m3/s, chamber 3 m3/s, dan sump 5 m3/s. Dari hasil simulasi menggunakan perangkat lunak Ventsim Visual 5 didapat bahwa debit udara pada mining face, heading face, chamber, dan EBC sudah memenuhi kebutuhan udara berdasarkan alokasi kebutuhan udara. Kecepatan udara pada bagian chamber dan heading face perlu ditingkatkan dengan menggunakan blower agar kecepatan aliran udara dapat meningkat. Temperatur efektif pada mining face 18,2-21,8°C, pada heading face 21,6-26,3°C, pada chamber berkisar 24,7-26,1oC, dan EBC serta sump berkisar 21,9-25,7oC dengan kelembapan relatif berkisar antara 33,7-96,8%. Dari hasil simulasi selanjutnya dilakukan perhitungan biaya ventilasi dan didapatkan hasil bahwa biaya ventilasi terbesar digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik dengan persentase 88% dari biaya total ventilasi. Biaya ventilasi pada tahun ke-0 adalah $806.096, tahun ke-1 $1.191.248, tahun ke-2 $1.243.112, tahun ke-3 $1.248.534, dan tahun ke-4 $1.069.266.
Perpustakaan Digital ITB