digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Muhammad Yahya Ayyasy
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Yahya Ayyasy
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Yahya Ayyasy
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Yahya Ayyasy
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Yahya Ayyasy
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Yahya Ayyasy
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Sistem ventilasi tambang yang baik harus memenuhi kebutuhan udara yang diperlukan agar peralatan dan pekerja dapat beroperasi secara optimal. Namun, udara yang dimasukkan ke dalam tambang tidak semuanya mencapai bagian depan kerja sehingga kebutuhan udara tidak terpenuhi. Salah satu faktor penyebab timbulnya masalah ini adalah rupture pada pipa saluran udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rupture pada pipa saluran udara terhadap karakteristik kebocoran udara dengan menggunakan metode Computational Fluid Dynamics (CFD) secara simulasi numerik. Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak Ansys Fluent 2024 dengan model yang telah divalidasi berdasarkan penelitian Ivana (2021) dengan geometri tinggi 4 m dan lebar 5 m serta diameter pipa saluran udara 0,85 m. Pengujian dilakukan dengan menggunakan sistem ventilasi near-forcing-far-exhausting (NFFE). Berbagai variasi lokasi dan ukuran rupture diuji untuk menilai tingkat kebocoran pada saluran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebocoran udara memiliki hubungan berbanding lurus dengan ukuran rupture dan berbanding terbalik dengan lokasi rupture. Persamaan untuk menghitung kebocoran rupture berdasarkan ukuran dan lokasi rupture adalah: Kebocoran udara (%) = (67.613-0,4495d - 0,0091d2)A. Untuk mencukupi kebutuhan minimal udara tambang bawah, pada pipa saluran udara dengan luas selubung 154,88 m2, batas maksimal ukuran rupture yang diperbolehkan adalah 0.193 m2.