ABSTRAK Muhammad Zaki Firdaus
PUBLIC yana mulyana
COVER Muhammad Zaki Firdaus
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Muhammad Zaki Firdaus
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Zaki Firdaus
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Zaki Firdaus
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Zaki Firdaus
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Zaki Firdaus
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Muhammad Zaki Firdaus
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Zaki Firdaus
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Jamu sudah banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan peraturan Permenkes RI No. 007 tahun 2012, di dalam jamu tidak boleh terdapat bahan kimia obat (BKO) hasil isolasi atau sintetik. Namun kenyataannya banyak produk jamu mengandung BKO yang masih beredar dan dapat diperoleh dengan mudah. Salah satu jenis jamu yang banyak mengandung BKO adalah jamu pelangsing. BKO yang sering ditemukan dalam jamu pelangsing adalah bisakodil dan furosemid. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan metode analisis yang dapat menganalisis bisakodil dan furosemid dalam jamu pelangsing secara simultan. Kedua BKO tersebut dianalisis menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri. Fase gerak yang digunakan adalah n-heksana – etil asetat – propanol – asam asetat glasial (70:25:5:2,5). Dari uji linieritas diperoleh persamaan regresi untuk bisakodil adalah y = 3388,7x – 185,9 dengan nilai r 0,9994. Persamaan regresi untuk furosemid adalah y = 4270,9x + 1134,7 dengan nilai r 0,9997. Dari kurva kalibrasi diperoleh LOQ dan LOD bisakodil adalah 0,196 ?g/bercak dan 0,065 ?g/bercak, sedangkan nilai LOQ dan LOD untuk furosemid adalah 0,247 ?g/bercak dan 0,081 ?g/bercak. Dari uji akurasi diperoleh persen perolehan kembali bisakodil dan furosemid masing-masing sebesar 100,83% dan 100,18%. Dari uji presisi, koefisien variasi bisakodil untuk uji presisi intraday adalah 2,73%, 2,56%, dan 1,73%, sedangkan untuk uji presisi interday adalah 1,69%, 3,29%, dan 3,30%. Koefisien variasi furosemid untuk uji presisi intraday adalah 1,35%, 1,26%, dan 1,28%, sedangkan untuk uji presisi interday adalah 1,44%, 0,74%, dan 1,25%. Dari 10 sampel jamu pelangsing yang diuji, tidak ada satupun sampel yang mengandung bisakodil maupun furosemid.