Minyak atsiri dari kulit buat Citrus limon sangat bernilai dalam industri parfum karena
aromanya yang segar dan khas, sehingga metode yang digunakan untuk mengisolasi minyak
atsirinya sangat pen7ng untuk menjaga kualitas aromanya. Peneli7an ini bertujuan untuk
mengkaji perbandingan metode isolasi minyak atsiri dari kulit buah Citrus limon
menggunakan dis7lasi uap (SD) dan supercri/cal fluid extrac/on (SFE). Isolasi minyak atsiri
dilakukan pada simplisia segar dan kering. Ada 5 total variasi sampel, yaitu untuk metode
dis7lasi uap dua variasi; (1) simplisia segar; (2) simplisia kering, sedangkan pada SFE 7ga
variasi; (1) 150 bar 60°C; (2) 200 bar 50° C; (3) 250 bar 60°C. Minyak atsiri yang diperoleh
dianalisis menggunakan GC-MS dan KLT densitometri untuk menganalisis profil dan
proporsi D-limonene, senyawa utama dalam minyak atsiri lemon yang menghasilkan aroma
lemon. Hasil peneli7an menunjukkan bahwa minyak atsiri hasil isolasi metode dis7lasi uap
simplisia segar menghasilkan proporsi D-limonene ter7nggi, dengan persentase area
mencapai 94,03%. Proporsi ini lebih 7nggi secara signifikan dibandingkan dengan perlakuan
lainnya. Meskipun metode SFE memiliki keunggulan dalam hal kontrol proses, seper7
pengurangan degradasi termal dan kemampuan untuk menyesuaikan proses isolasi dengan
variasi tekanan dan suhu, rendahnya proporsi pada D-limonene pada minyak atsiri hasil SFE
dapat disebabkan oleh degradasi senyawa vola7l selama proses pengeringan simplisia yang
diperlukan untuk metode SFE. Selain itu, perbandingan antara penggunaan simplisia segar
dan kering menunjukkan bahwa penggunaan simplisia segar menghasilkan proporsi Dlimonene yang lebih 7nggi. Peneli7an ini menyimpulkan bahwa dis7lasi uap dari simplisia
segar adalah metode isolasi yang paling efisien untuk mendapatkan D-limonene dengan
proporsi ter7nggi dari kulit buah lemon, menunjukkan pen7ngnya kondisi bahan baku
dalam mempertahankan kualitas minyak atsiri.
Perpustakaan Digital ITB