COVER Febi Rahmadani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Febi Rahmadani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Febi Rahmadani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Febi Rahmadani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Febi Rahmadani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Febi Rahmadani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Febi Rahmadani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Febi Rahmadani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Penurunan aktivitas antimikroba mungkin tidak dapat ditunjukkan secara memadai dengan
metode fisikokimia. Untuk mengatasi hal tersebut digunakan pengujian secara mikrobiologi yaitu
dengan uji penetapan potensi antibiotik. Salah satu antibiotik yang dipersyaratkan dilakukan uji
secara mikrobiologi adalah nistatin. Berdasarkan Farmakope, metode penetapan potensi dengan
metode difusi agar dilakukan dengan menggunakan pencadang silinder sebagai tempat sampel
antibiotik. Sementara pada penelitian digunakan pencadang kertas sehingga perlu dilakukan
validasi. Tujuan penelitian ini adalah menvalidasi penggunaan pencadang kertas dalam penetapan
potensi antibiotik nistatin terhadap Saccharomyces cerevisiae. Pengujian potensi nistatin
dilakukan dengan metode difusi agar dengan model pengujian 5+1 yaitu dengan 5 tingkat dosis
baku dan 1 dosis uji dan model pengujian 3+3 yaitu dengan 3 tingkat dosis baku dan 3 tingkat
dosis uji. Parameter validasi yang ditentukan yaitu linearitas, akurasi, presisi, serta batas
kuantisasi dan batas deteksi. Hasil menunjukan bahwa pengujian potensi nistatin dengan
menggunakan pencadang kertas memberikan linearitas, akurasi, dan presisi yang baik. Pengujian
dengan model 5+1 memberikan hasil yang linear dengan koefisien korelasi sebesar 0,958 pada
rentang konsentrasi 80-195 U, perolehan kembali sebesar 101,015% serta presisi dengan koefisien
variasi inter-day dan intra-day sebesar 1,246 dan 1,354. Pengujian dengan model 3+3 memberikan
hasil yang linear dengan koefisien korelasi sebesar 0,997 pada rentang konsentrasi 40?160 U,
perolehan kembali sebesar 98,534% dan presisi dengan koefisien variasi inter-day dan intra-day
sebesar 0,833 dan 0,731. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pencadang
kertas pada metode difusi agar dengan kedua model pengujian memberikan hasil yang memenuhi
persyaratan validasi sehingga dapat digunakan untuk pengujian potensi nistatin.
Perpustakaan Digital ITB