digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Neng Fisheri Kurniati
PUBLIC yana mulyana

COVER Neng Fisheri Kurniati
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Neng Fisheri Kurniati
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Neng Fisheri Kurniati
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Neng Fisheri Kurniati
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Neng Fisheri Kurniati
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Neng Fisheri Kurniati
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Neng Fisheri Kurniati
PUBLIC yana mulyana

Mycobacterium tuberculosis telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia dengan kematian 3 juta orang per tahun. Dengan bertambahnya jumlah penderita Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), maka penderita tuberkulosis akan meningkat. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc. var. sunti Val.) memiliki aktivitas antituberkulosis terhadap M. tuberculosis galur H37Rv dan Labkes-552. Dalam penelitian ini akan diuji aktivitas antituberkulosis ekstrak etanol rimpang jahe merah dan fraksinya terhadap galur Labkes-232 dan Labkes-450. Rimpang jahe merah diekstraksi dengan cara refluks dan maserasi menggunakan etanol 96%. Ekstrak etanol pekat hasil refluks diekstraksi cair-cair menggunakan n-heksan, kloroform, etilasetat, dan 1-butanol untuk memperoleh fraksi heksan, kloroform, etilasetat, butanol, dan air. Aktivitas antituberkulosis ekstrak etanol rimpang jahe merah dan fraksifraksinya diuji dengan metode pengenceran, jumlah koloni yang tumbuh dihitung setiap minggu selama 8 minggu setelah penanaman bakteri. Metode difusi agar digunakan untuk bakteri uji lain dan jamur. Ekstrak etanol rimpang jahe merah hasil refluks dapat menghambat pertumbuhan galur H37Rv pada akhir minggu ke-2 lebih kuat dibandingkan ekstrak etanol hasil maserasi dan fraksi-fraksi lain pada konsentrasi yang sama. Semua bahan uji tidak menunjukkan lagi aktivitas penghambatan pertumbuhan terhadap galur H37Rv mulai akhir minggu ke-3. Dibandingkan dengan ekstrak uji dan fraksi-fraksi uji yang lain, fraksi air konsentrasi 2,5 µg/mL pada akhir minggu ke-3 paling kuat menghambat pertumbuhan galur Labkes-232 dengan jumlah koloni yang tumbuh 6,4% dibandingkan terhadap kontrol. Dan pada minggu ke-4, ekstrak etanol hasil refluks konsentrasi 100 µg/mL menunjukkan aktivitas terbesar dengan persentase jumlah koloni yaitu 9,5%. Semua bahan uji tidak menunjukkan lagi aktivitas penghambatan mulai dari minggu ke-5 terhadap galur Labkes-232. Terhadap galur Labkes-450, aktivitas penghambatan terbesar ditunjukkan oleh fraksi heksan konsentrasi 100 µg/mL pada akhir minggu ke-4 dengan persentase jumlah koloni sebesar 0%, minggu ke-5 sebesar 4,5%, minggu ke-6 sebesar 8%, dan akhir minggu ke-7 sebesar 29,5%. Semua bahan uji tidak menunjukkan lagi aktivitas penghambatan mulai dari minggu ke-5 terhadap galur Labkes450. Ekstrak etanol hasil maserasi konsentrasi 10% menunjukkan aktivitas penghambatan yang kuat terhadap bakteri S. lutea (16,7 ± 2,7 mm), S. flexneri (15,6 ± 0,6 mm), dan P. aeruginosa (28,2 ± 2,4 mm); sedangkan aktivitas antibakterinya lemah terhadap B. pulmilus (13,6 ± 0,6 mm), S. dysentriae (12,2 ± 1,5 mm), dan B. subtilis (13,6 ± 0,9 mm). Ekstrak etanol hasil refluks menunjukkan aktivitas antibakteri yang kuat pada konsentrasi 10% terhadap P. aeruginosa (16,8 ± 2,6 mm) dan aktivitas antibakterinya lemah terhadap S. lutea (11,2 ± 0,8 mm), S. dysentriae (12,2 ± 0,8 mm), dan B. subtilis (12,2 ± 1,8 mm). Hanya ekstrak etanol hasil maserasi pada konsentrasi 10% yang mampu menghambat M. gypseum (11,2 ± 0,5 mm). Fraksi heksan menunjukkan aktivitas penghambatan yang lemah terhadap S. lutea, S. dysentriae, B. subtilis, dan P. aeruginosa masing-masing pada konsentrasi 1, 1, 1, dan 0,1 %. Fraksi klorofom dan fraksi etilasetat hanya mampu menghambat pertumbuhan P. aeruginosa masing-masing pada konsentrasi 0,1 dan 1 %. Fraksi butanol dan fraksi air tidak menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap semua bakteri uji. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang jahe merah mempunyai aktivitas antituberkulosis yang lebih luas dibandingkan fraksi-fraksinya. Ekstrak etanol hasil maserasi lebih baik daripada ekstrak etanol hasil refluks dalam menghambat pertumbuhan S. lutea, B. pulmilus, S. dysentriae, S. flexneri, B. subtilis, P. aeruginosa, dan M. gypseum. Fraksi air menunjukkan aktivitas penghambatan paling baik terhadap galur Labkes-232 pada akhir minggu ke-3. Fraksi heksan menunjukkan aktivitas penghambatan paling baik terhadap galur Labkes-450 pada akhir minggu ke-4, 5, 6 dan 7.