digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Batik Rifa'iyah adalah batik yang dikembangkan oleh warga Rifa'iyah, di Desa Kalipucang Wetan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Indonesia. Batik Rifa’iyah memiliki ragam hias yang mengadopsi ajaran Syaikh Ahmad Rifa'i. Dalam ajaran Syaikh Ahmad Rifa'i ada pelarangan penggambaran motif makhluk hidup, kalau pun harus digambarkan seolah-olah makhluk hidup tersebut apabila dihidupkan tidak dapat hidup (contohnya binatang yang terpenggal kepalanya, digambarkan tanpa kepala atau dengan kepala yang diwarnai merah seolah-olah hancur). Hal tersebut yang membuat ragam hias batik Rifa'iyah menjadi unik dan berbeda dengan batik pesisir lainnya yang berkembang di Jawa Tengah. Tradisi batik warga Rifa'iyah di Kalipucang Wetan mengalami penurunan dari waktu ke waktu, hal tersebut menyebabkan tradisi batik warga Rifa'iyah di Kalipucang Wetan menuju kepunahan. Oleh sebab itu perlu adanya upaya pelestarian tradisi batik warga Rifa'iyah di Kalipucang Wetan. Salah satu upaya pelestarian tradisi batik adalah dengan mewariskan ilmu tradisi membatik leluhur warga Rifa'iyah, dengan sesuatu strategi pengembangan model pewarisan tradisi membatik kepada Warga Rifa’iyah di Desa Kalipucang Wetan. Pengembangan model pewarisan tradisi membatik kepada Warga Rifa'iyah yang akan dijalan harus dapat membuat Warga Rifa'iyah tertarik dan mau mempelajari warisan tradisi membatik, sehingga terbangun komunitas Warga yang senang dan aktif dalam membatik yang sesuai dengan ajaran Syaikh Ahmad Rifa'i. Dalam penelitian ini, objek dibatasi pada Warga warga Rifa'iyah dengan rentang usia 15 tahun hingga 30 tahun. Model pewarisan yang digunakan adalah model pewarisan tradisi membatik yang sudah ada di lingkungan warga Rifa'iyah. Kemudian model tersebut diselaraskan dengan ajaran Syaikh Ahmad Rifa'i. Selain itu, model pewarisan yang dilakukan dikembangkan menggunakan strategi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Teori tersebut menyeimbangkan antara kemajuan budaya, teknologi, dan globalisasi. Akan tetapi, keseimbangan tersebut bersikap selektif dan bijaksana dalam menerima budaya luar serta tetap mempertahankan nilai-nilai terdahulu yang bercirikan kebangsaan dan kebudayaan nasional. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan metode kajian ii sosial dan etnografi eksperimental. Model pendekatan ini digunakan untuk meneliti sosial budaya masyarakat. Selanjutnya, metode ini diimplementasikan dalam bentuk inovasi pengembangan model pewarisan tradisi membatik pada Warga warga Rifa’iyah, Kecamatan Kalipucang Wetan. Dalam pengembangan model pewarisan ini tetap mempertahankan penggambaran ragam hias batik Rifa'iyah sesuai ajaran Syaikh Ahmad Rifa'i. Penelitian ini menghasilkan model pemberdayaan Hexa Helix berupa pelibatan tokoh pada tradisi pewarisan batik Rifa’iyah. Selain itu, dari model pemberdayaan Hexa Helix terdapat temuan dari sisi akademisi berupa materi visual ragam hias batik Rifa’iyah dan nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Dari sisi akademisi pun ditemukan strategi yang tepat dalam pewarisan tradisi membatik pada Warga Rifa’iyah. Simpulan dari penelitian ini adalah pewarisan tradisi batik Rifa'iyah harus dilakukan dengan cara pemberdayaan yang sesuai dengan ajaran Syaikh Ahmad Rifa'i dan pendekatan desain partisipatif sesuai dengan keterpahaman masyarakat setempat.