Permasalahan akses darat (ground access) terjadi pada sebagian besar bandara di
negara berkembang, terutama pada bandara skala besar yang belum dilengkapi
dengan sistem transportasi antarmoda yang memadai. Namun, selama ini
penelitian di bidang akses darat (ground access) cenderung fokus terhadap pilihan
moda penumpang, bukan pekerja. Pada kenyataannya, pemilihan moda pekerja
menjadi masalah yang tidak kalah penting. Permasalahan akses darat (ground
access) tidak hanya berkaitan dengan penumpang karena pekerja menghasilkan
sejumlah besar perjalanan kendaraan ke/dari bandara setiap hari yang berdampak
terhadap kondisi lalu lintas bandara. Pekerja memiliki kebebasan untuk memilih
moda komuter berdasarkan faktor pertimbangan yang dianggap menguntungkan.
Di Indonesia belum ada penelitian di bidang akses darat (ground access) yang
secara khusus mengembangkan model pemilihan moda komuter berbasis pekerja.
Dengan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan moda komuter pekerja bandara.
Lokasi penelitian adalah Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif berdasarkan survei kuesioner
kepada 280 pekerja di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Moda komuter yang
digunakan terdiri dari dua kategori, yaitu kendaraan pribadi dan kendaraan umum.
Hal yang sangat penting dalam penelitian ini adalah mengetahui proporsi
penggunaan moda komuter, memahami hubungan antara karakteristik sosial
ekonomi pekerja dan karakteristik pergerakan pekerja dengan moda komuter yang
digunakan. Kemudian setelah itu dapat diketahui faktor yang berpengaruh
terhadap pemilihan moda komuter dengan menggunakan analisis regresi logistik
(binary logistic regression).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pekerja cenderung
menggunakan kendaraan pribadi sebagai moda komuter yang digunakan untuk
perjalanan bekerja sehari-hari. Kemudian faktor yang mempengaruhi pemilihan
moda komuter adalah jenis kelamin, kepemilikan mobil, kepemilikan motor, jarak
tempuh, waktu tempuh, dan biaya transportasi. Berikut persamaan regresi logistik
yang terbentuk: