Pada masyarakat modern Indonesia, fenomena orang tua tunggal (single parent) kini menjadi suatu fenomena yang kian marak. Jumlah single parent di Indonesia semakin bertambah dari tahun ke tahun, banyak di antaranya yang disebabkan karena ditinggal cerai, ditinggal mati, atau hamil di luar pernikahan. Pengalaman hidup dalam struktur keluarga yang berbeda akan memengaruhi perkembangan psikologis anak-anak, yang kelak disadari ketika beranjak dewasa, atau disebut sebagai masa remaja. Dengan tidak adanya kehadiran salah satu orangtua, banyak stigma oleh masyarakat yang menganggap bahwa remaja dalam keluarga single parent merupakan remaja yang berperilaku menyimpang atau bermasalah, meskipun banyak remaja dalam keluarga single parent yang kehidupannya menjadi lebih baik atau menjadi pribadi yang lebih cakap dibandingkan remaja dalam keluarga nuklir. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa memang ada beberapa remaja dalam keluarga single parent yang memiliki masalah tersendiri. Kisah mengenai keluarga single parent dalam berbagai macam bentuk media sudah terdapat cukup banyak di Indonesia, tetapi belum pernah ditemukan adanya media yang menceritakan kisah keluarga single parent dari sudut pandang sang remaja yang tumbuh di dalamnya. Kurangnya representasi dalam media menyebabkan kalangan tersebut terlupakan, sehingga banyak dari masyarakat yang tidak mengetahui kisah dibaliknya, atau bahkan timbulnya asumsi negatif kepada para remaja tersebut. Maka dari itu dibutuhkan adanya media yang dapat menyampaikan perasaan dan pengalaman remaja dalam keluarga single parent, yang cenderung terabaikan atau terlupakan. Media yang paling efektif dalam menyampaikan cerita dan pesan tersebut adalah melalui film. Tipe film yang akan dirancang adalah film animasi, dikarenakan animasi tidak memiliki batasan visual dalam penyampaian sebuah cerita, sehingga pesan yang ingin disampaikan cenderung lebih efektif dan lebih mudah dipahami.
Perpustakaan Digital ITB