Indonesia adalah negara terpadat ketiga di kawasan Asia dengan perkiraan populasi 266 juta orang pada tahun 2018. Indonesia menjadi pasar terbesar untuk industri jasa makanan di ASEAN. Di Indonesia, tren makan di restoran telah menjadi bagian dari kegiatan sosial. Penelitian mengungkapkan bahwa 11% masyarakat Indonesia makan di restoran setidaknya sekali sehari. Prospek pertumbuhan untuk waralaba makanan di Indonesia juga terlihat bagus. Namun, salah satu kunci sukses untuk perusahaan makanan adalah operasi logistik mereka, yang dinilai tidak mudah di Indonesia sebagai negara kepulauan. Fakta-fakta tersebut telah meningkatkan kebutuhan di sektor logistik. Didorong oleh situasi pasar tersebut, PT ABC sebagai pemain terkemuka di industri makanan Indonesia telah memutuskan untuk mendirikan perusahaan logistik independen bernama PT DEF. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai aspek ekonomi dari perusahaan logistik baru untuk beroperasi secara independen menggunakan model penganggaran modal untuk periode 10 tahun di wilayah Jabodetabek. Studi ini dimulai dengan menentukan struktur modal dan WACC. Indikator Model Penganggaran Modal: Payback Period, NPV, PI, IRR, dan ROI digunakan untuk menganalisis data. Dari hasil studi menunjukkan bahwa indikator penganggaran modal lebih baik hasilnya dengan menggunakan komposisi pembiayaan 50:50 utang dan ekuitas yang menghasilkan IRR di 68,02% dimana lebih besar dari WACC di 11,13%. Investasi ini menghasilkan NPV sebesar Rp 19.401.050.397, PI pada 8.0, dan waktu pengembalian modalnya dalam 3,5 tahun. Investasi ini juga diharapkan mendapatkan 17,92% ROI pada tahun pertama. Selain itu, semua perhitungan menunjukkan bahwa hasil penganggaran modal memenuhi standar yang diperlukan. Secara finansial perusahaan ini dianggap layak untuk didirikan. Studi ini diharapkan akan bermanfaat bagi manajemen untuk menghasilkan solusi terbaik untuk proporsi pembiayaan mereka dan menghasilkan lebih banyak keuntungan.
Perpustakaan Digital ITB