Java Offshore merupakan salah satu lapangan minyak tua di Indonesia. Wilayah kerja ini membentang di Provinsi Jawa Barat (laut Jawa). Lapangan ini telah beroperasi sejak tahun 1971, dengan puncak produksi minyak sebesar seratus tujuh puluh lima ribu barel minyak per hari (175.000 BOPD) pada tahun 1984 dan empat ratus delapan puluh juta standar kaki kubik gas per hari (484 MMSCFD) pada tahun 2002. Beberpa perusahaan minyak dunia dari Amerika dan Eropa telah mengoperasikan wilayah kerja Java Offshore sejak awal. Pada tahun 2017, Java Offshore Enterprise (JVE) ditunjuk sebagai operator oleh pemerintah Indonesia dengan skema fiscal Gross Split (GS), yang menjadikannya sebagai operator PSC pertama di indonesia mengimplementasikan skema fiskal ini. Masalah selanjutnya muncul ketika operator menghitung ulang evaluasi keekonomian dengan menggunakan kerangka fiscal GS, karena data perkiraan menunjukan arus kas menjadi negatif mulai tahun 2025.
Namun demikian, berdasarkan data sumber daya (reserves) wilayah kerja perusahaan, masih terdapat potensi cadangan minyak dan gas yang cukup besar untuk dikembangkan hingga berakhirnya kontrak bagi hasil (PSC). Untuk menyelesaikan studi ini, penulis menggunakan pendekatan dua tahap: tahap pertama, penulis mengumpulkan data sekunder, menganalisa hasilnya, dan menggunakan temuan tersebut untuk merencanakan tahap kedua. Hasil analisa tahap pertama akan digunakan untuk menentukan jenis responden dan jenis pertanyaan yang akan diajukan. Tujuan utama dari metode ini adalah agar data kualitatif dapat membantu menjelaskan temuan temuan dari analisa data keuangan. Langkah langkahnya adalah: (1) Mengumpulkan data teknis (perkiraan profil produksi, CAPEX,OPEX) untuk masing masing skenario yang diusulkan; (2) Mengevaluasi indikator keekonomian dari skema fiskal saat ini; (3) Membuat asumsi dasar untuk melakukan perhitungan keekonomian; (4) Metode Looking forward 2024 baik untuk skema Gross Split maupun Cost Recovery (5) Melakukan analisa sensitivitas (baik menggunakan tornado chart ataupun simulasi montecarlo); (6) Analisa pengambilan keputusan menggunakan metode SMART untuk mengevaluasi kedua opsi fiskal tersebut.
Tujuan utama dari studi ini adalah untuk menetapkan metodologi pengambilan keputusan dalam menentukan skema fiscal apa yang paling cocok untuk keberlanjutan operasi wilayah kerja lepas Java Offshore. Kerangka kerja strategi bisnis dikembangkan dengan menggunakan analisa internal dan eksternal antara lain PESTLE dan Porter’s Five Forces, Resource Based-View, dan kerangka kerja VRIO. Metode tersebut kemudian digunakan untuk menyusun analisa SWOT, dari analisa tersebut menunjukan bahwa JVE memiliki kompetensi meneruskan operasional lapangan minyak ini. Keputusan investasi proyek didasarkan pada perspekif strategis dengan menggunakan pendekatan teknis dan keekonomian melalui indikator penganggaran modal, seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) , dan Profitability Index (PI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Cost Recovery merupakan pilihan terbaik untuk melanjutkan pengembangan wilayah kerja Java Offshore serta memberikan pengembalian investasi yang layak bagi kontraktor dan pendapatan negara yang adil bagi pemerintah Indonesia. Lapangan minyak Java Offshore memiliki potensi cadangan sebesar 164 juta barrel minyak dan 354 miliar kaki kubik gas. Penerapan penyesuaian fiskal untuk wilayah kerja ini tidak hanya memperpanjang kelangsungan operasional dan produksi JVE, tetapi juga akan membantu kontribusi produksi minyak dan gas nasional, sehingga memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional antara lain efek multiplier terhadap perekonomian secara keseluruhan, namun juga merangsang pertumbuhan industri regional. Transisi model ini dapat dijadikan referensi dan acuan bagi lapangan lapangan minyak dan gas tua lainnya di Indonesia dalam menghadapi masalah fiskal dan keberlangsungan operasional.
Perpustakaan Digital ITB