ABC merupakan perusahaan manufaktur penghasil ban asal Indonesia. Dengan besarnya peluang di pasar ban dan kemudahan akses terhadap raw material di Indonesia, ABC mempunyai bisnis yang berkembang. Kapasitas produksinya meningkat terus menerus sejalan dengan meningkatnya permintaan pasar. Kapasitas yang besar tentu saja harus digunakan secara efektif untuk menghasilkan produk yang tepat sasaran agar dapat diserap pasar. Produk yang tepat untuk konsumen yang tepat adalah kuncinya. Produk merupakan hasil dari tahap Proyek Pengembangan Ban Baru (NTDP) sebelum memasuki produksi massal. Thesis ini akan berfokus pada perbaikan proses NTDP yang sudah berjalan di PT ABC.
Isu yang teridentifikasi adalah terkait dengan ketidak-efektifan trial produksi. Ada 3 aspek yang menunjukkannya. Pertama adalah jumlah trial produksi yang terlalu banyak sehingga berimpak langsung terhadap waktu dan biaya proyek. Kedua adalah kurangnya pengawasan proyek oleh chief engineer (CE). Efeknya, tindakan tidak bisa cepat dilakukan ketika masalah terjadi karena CE terlambat menemukannya. Ketiga adalah rendahnya penggunaan komponen ban yang sebelumnya sudah ada. Penggunaan yang rendah berart akan selalu ada komponen baru untuk ban baru mekipun ban dengan ukuran yang sama sudah ada sebelumnya. Fenomena ini di masa depan akan membuat lantai produksi menjadi terlalu rumit karena banyaknya komponen yang harus dikelola.
Akar masalahnya adalah kurangnya kemampuan engineer, analisis kegagalan ban tidak memperhitungkan factor selain konstruksi, monitoring proyek yang masih maual pada kertas, dan hasil proyek pengembagan ban yang terdokumentasi tidak secara sentral.
Solusi bisnis yang diajukan adalah pemetaan kemampuan dan pelatihan untuk engineer, modifikasi alur proses trial produksi, dan penggunaan sistem daring untuk monitoring proyek dan penyimpanan data.