Adopsi Building Information Modeling (BIM) yang semakin cepat di sektor konstruksi di Indonesia terutama setelah diterbitkannya Peraturan Menteri PUPR No. 22/PRT/M/2018 telah menunjukkan pentingnya peran strategis BIM sekaligus tantangan dalam implementasinya. PT Hutama Karya (Persero) melalui Divisi Gedung telah menerapkan BIM sejak 2018 dan menunjukkan komitmen terhadap transformasi digital. Namun, hasil evaluasi dari tahun 2021 hingga 2024 menunjukkan bahwa integrasi BIM belum memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan nilai-nilai proyek, khususnya pada kinerja operasional, dalam hal waktu, biaya, mutu. Penilaian internal perusahaan pada aspek implementasi dan pemanfaatan data dalam pelaksanaan proyek masih berada di bawah ambang batas minimum yang ditetapkan perusahaan, sehingga mengindikasikan adanya kesenjangan kritis dalam level kematangan BIM.
Penelitian ini dilandasi oleh dua proposisi utama: pertama, bahwa level kematangan BIM yang lebih tinggi akan meningkatkan nilai proyek konstruksi melalui peningkatan kolaborasi yang lebih baik dan pengambilan keputusan lebih efektif; dan kedua, bahwa pencapaian ini memerlukan dukungan infrastruktur teknologi, kesiapan organisasi, khususnya dalam manajemen perubahan. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi level kematangan BIM saat ini, mengidentifikasi kesenjangannya, dan merumuskan strategi terstruktur sebagai solusi bisnis serta rencana implementasi yang berbasis change management (ADKAR) dan kerangka knowledge management (SECI). Metode yang digunakan mencakup pendekatan kuantitatif melalui BIM Maturity Matrix dan analisis kinerja, serta pendekatan kualitatif melalui focus group discussion (FGD) dan wawancara. Temuan utama mengidentifikasi kesenjangannya berupa keterbatasan kapabilitas sumber daya manusia, rendahnya integrasi lintas fungsi, lemahnya system transfer pengetahuan, dan ketidakkonsistenan dalam penerapan kebijakan.
Sebagai respon terhadap tantangan tersebut, penelitian ini mengusulkan strategi komprehensif beserta roadmap implementasi. Komponen utamanya meliputi pelatihan BIM berbasis peran, pengembangan repositori pengetahuan terpusat, standarisasi kebijakan digital, serta tata kelola kinerja berbasis BIM.
Penelitian ini memberikan kontribusi bagi ranah akademik dan praktis. Secara akademik, penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan kematangan BIM dapat dilakukan secara sistematis melalui perubahan perilaku, pembelajaran organisasi, dan keselarasan tata Kelola. Secara praktis, penelitian ini menawarkan kerangka kerja yang dapat direplikasi oleh perusahaan konstruksi, khususnya kontraktor umum dala memposisikan BIM bukan sekedar sebagai alat digital, tetapi sebagai pendekatan transformasional untuk penciptaan nilai proyek.
Perpustakaan Digital ITB