Pulau Bali merupakan daerah wisata yang ramai dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Data dari Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Bali menunjukkan bahwa pada tahun 2017, wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bali berjumlah 8.735.633 orang. Banyaknya wisatawan baik lokal maupun mancanegara, tentunya akan berpengaruh terhadap produksi limbah domestik baik dari perumahan, perhotelan, perkantoran, maupun rumah makan. Sehingga diperlukan adanya sistem pengolahan air limbah secara komunal yang dapat mengatasi permasalahan air limbah domestik terutama di Daerah Wisata Kuta, Sanur, dan Denpasar. Pada tahun 2035, rencana pemerintah mengembangkan IPAL Suwung Denpasar yang semula memiliki kapasitas debit 51.000 m3/hari, akan dinaikkan hingga mencapai kapasitas debit 108.000 m3/hari. Oleh karena itu, diperlukan redesign IPAL untuk mengatasi kelebihan debit sebesar 57.000 m3/hari. Kondisi kualitas air effluen yang masuk memiliki BOD sebesar 284,93 mg/L dan TSS sebesar 280 mg/L. Jenis pengolahan yang diajukan adalah Complete Mixed Activated Sludge (CMAS), Aerated Lagoon, dan Rotating Biological Contactor (RBC). Selain itu, dikarenakan pada sistem eksisting belum terdapat pengolahan lumpur, sehingga diajukan unit Sludge Drying Bed, Belt Filter Press, dan Centrifuge Dewatering. Pemilihan ketiga alternatif baik unit pengolahan biologis maupun unit pengolahan lumpur dilakukan dengan pembobotan dari segi Constraints (konstruksi, biaya dan efisiensi pengolahan), risiko (operasional dan pemeliharaan), aspek ketidakpastian, dan dampak lingkungan yang dihasilkan. Alternatif. Desain yang terpilih terdiri dari bar screen, grease trap, bak pengumpul dan pompa, bak pengendap satu, tangki aerasi (CMAS), clarifier, gravity thickener, belt filter press, dan aerated static pile.
Perpustakaan Digital ITB