digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Gabriel Martua Bintang Ramoz
EMBARGO  2028-09-23 

BAB 1 Gabriel Martua Bintang Ramoz
EMBARGO  2028-09-23 

BAB 2 Gabriel Martua Bintang Ramoz
EMBARGO  2028-09-23 

BAB 3 Gabriel Martua Bintang Ramoz
EMBARGO  2028-09-23 

BAB 4 Gabriel Martua Bintang Ramoz
EMBARGO  2028-09-23 

BAB 5 Gabriel Martua Bintang Ramoz
EMBARGO  2028-09-23 

PUSTAKA Gabriel Martua Bintang Ramoz
EMBARGO  2028-09-23 

Meningkatnya emisi CO? global mendorong penerapan teknologi Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) untuk menangkap sekaligus memanfaatkan CO? menjadi produk bernilai tambah. Dalam skema ini, biomineralisasi karbonat yang dikatalisis karbonat anhidrase (CA) mempercepat hidrasi CO? menjadi bikarbonat atau karbonat yang kemudian bereaksi dengan kation logam membentuk mineral karbonat. Studi ini mengkaji konversi MnSO?·H?O menjadi MnCO? menggunakan enzim CA dari Pseudomonas sp. strain SKC-25 dan Bacillus megaterium strain SKC-21, serta menilai pengaruh medium kultivasi nutrient broth (NB), molase dan limbah tempe, serta molase dan limbah tempe dengan penambahan ZnSO? 1 mM terhadap persen konversi dan karakter padatan. Penelitian ini terdiri dari dua tahap utama. Tahap pertama adalah kultivasi dan penyediaan enzim dari dua bakteri penghasil enzim CA yaitu Pseudomonas sp. strain SKC-25 dan Bacillus megaterium strain SKC-21. Kedua bakteri dikultur pada tiga medium uji, nutrient broth (NB), molase dan limbah tempe, dan molase limbah tempe dengan penambahan ZnSO? 1 mM. Supernatan bebas sel kemudian diambil dan digunakan sebagai sumber enzim karbonat anhidrase (CA) untuk tahap berikutnya. Tahap kedua presipitasi karbonat berbasis CCUS menggunakan gas CO? yang diinjeksikan ke dalam larutan MnSO?·H?O dengan volume kerja 200 mL dan penambahan enzim CA 10% dari volume kerja, disertai kontrol tanpa enzim. Seluruh reaksi percobaan dijalankan pada pH 7,75–8,25 dan diatur menggunakan NaOH 5 M. Kecepatan pengadukan pada 600 rpm dengan suhu 35 °C, dan laju alir CO? 0,5 L min?¹ selama 120 menit. Kadar mangan diukur menggunakan atomic absorption spectroscopy (AAS) dan presipitat dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), Scanning electron microscope–energy dispersive X-ray spectroscopy (SEM-EDS), dan fourier transform infrared spectroscopy (FTIR). Seluruh percobaan dilakukan duplikasi untuk memastikan konsistensi hasil. Penambahan enzim CA memengaruhi persen konversi mangan menjadi MnCO3. Pada medium NB, Pseudomonas sp. strain SKC-25 dan Bacillus megaterium strain SKC-21 menghasilkan persen konversi mangan tertinggi yaitu 99,67% dan 99,09%, melampaui variasi tanpa enzim CA yaitu sebesar 98,02%. Sedangkan pada penggunaan medium molase dan limbah tempe, Pseudomonas sp. strain SKC-25 dan Bacillus megaterium SKC-21 menghasilkan persen konversi mangan sebesar 95,08% dan 98,27%. Pada penggunaan medium molase dan limbah tempe dengan penambahan ZnSO4 1 mM, memberikan hasil terendah yaitu 94,03% dari bakteri Pseudomonas sp. strain SKC-25 dan 92,54% dari bakteri Bacillus megaterium strain SKC-21.