digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Masalah yang diteliti adalah perencanaan penanganan risiko berbasis Business Continuity Management System (BCMS) pada PT Raja Paket Lebaran (PT RPL). Studi ini dilatarbelakangi masih sedikitnya kajian tentang risk assessment berbasis BCMS di sektor UKM, khususnya pada risiko disruptif dalam perbandingannya dengan risiko operasional. Tujuan studi adalah untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengatasi risiko disruptif dan risiko operasional berdasarkan evaluasi deviasi tujuan perusahaan akibat berkurangnya sumber daya dan strategi penyediaan sumber daya minimal bagi keberlanjutan fungsi kunci bisnis perusahaan. Studi ini menggunakan metode kombinasi kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan model kerangka kerja risk assessment dalam konteks BCMS yang terdiri dari tahap identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, dan perencanaan respon risiko. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, diskusi, dan penyebaran kuesioner pada pengambil keputusan kunci serta studi dokumentasi. Hasil studi pada PT RPL menunjukkan bahwa perusahaan menghadapi kemungkinan risiko disruptif yang lebih banyak daripada risiko operasional. Kemungkinan risiko terbesar yang dihadapi adalah risiko disruptif, yaitu risiko buatan manusia (rata-rata 38%), demikian juga untuk dampak risiko, yaitu risiko alamiah (66%). Walaupun demikian, nilai risiko terbesar pada PT RPL terletak pada risiko operasional, yaitu risiko supplier (19%). Banjir (risiko alamiah) merupakan risiko disruptif dengan nilai risiko terbesar (19%), sedangkan kualitas layanan yang buruk (risiko internal) dan keterlambatan memenuhi layanan (risiko pasar) merupakan risiko operasional dengan nilai risiko terbesar (23%). Risiko alamiah memiliki kerentanan sumber daya (ratarata49%), efek risiko (7%), dan deviasi tujuan perusahaan yang paling besar (ratarata 10.8%). Efek risiko hilangnya peralatan setelah kejadian risiko disruptif lebih besar dibandingkan efek risiko operasional, sedangkan efek risiko disruptif pada hilangnya sumber daya manusia, sumber daya keuangan, dan fasilitas lebih kecil daripada efek risiko operasional. Berdasarkan benefit-cost analysis, pilihan strategi yang paling sesuai diterapkan dalam penyiapan sumber daya pengganti untuk merespon risiko yang melebihi risk appetite adalah melakukan rekruitasi karyawan baru (penyediaan sumber daya manusia), bantuan relasi (penyediaan sumber daya keuangan), melakukan penyewaan (penyediaan fasilitas), dan membeli peralatan baru (penyediaan peralatan).