Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) merupakan salah satu pembangkit listrik energi terbarukan yang mulai banyak dipertimbangkan oleh banyak negara untuk menggantikan pembangkit-pembangkit listrik energi fosil atau tak terbarukan di masa mendatang. Indonesia sebagai negara yang berada pada daerah khatulistiwa memiliki potensi tenaga surya yang sangat tinggi dikarenakan radiasi matahari yang selalu bersinar sepanjang tahunnya sehingga sangat disayangkan untuk tidak dimanfaatkan. Dengan berdasarkan fakta tersebut maka dalam tugas akhir ini akan dilakukan studi perancangan pembangkit listrik tenaga surya untuk salah satu sistem kelistrikan di Indonesia yaitu sistem kelistrikan Kalimantan Selatan – Tengah untuk tahun 2018. Dalam tugas akhir ini akan dilakukan perhitungan jumlah module, string, dan array dari sistem PLTS yang akan dibuat. Kemudian akan dilakukan analisis kestabilan transien dengan menggunakan software Digsilent Power Factory 15.1 pada sistem kelistrikan Kalimantan Selatan – Tengah ketika PLTS dimasukkan. Analisis kestabilan transien ini akan melihat nilai frekuensi sistem pada salah satu bus yang akan diamati baik itu ketika kondisi operasi normal maupun ketika sistem dikenakan gangguan. Terakhir dengan menggunakan software PVSyst 6.4.3 akan dicari nilai energi keluaran selama satu tahun yang dihasilkan PLTS yang kemudian hasil keluaran energi tersebut akan digunakan dalam perhitungan harga kelayakan PLTS dengan menggunakan metode LCOE dimana harga per-Kwh PLTS hasil LCOE akan dibandingkan dengan harga feed in tariff yang tercantum pada Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2017.