digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jaringan pipa distribusi air yang banyak dibangun beberapa dekade lalu sudah memasuki masa pemeliharaan reaktif dengan rate kebocoran yang sudah tinggi. Pada kondisi tersebut, pengelola jaringan pipa harus melakukan pemeliharaan reaktif dengan setiap hari melakukan banyak perbaikan kebocoran. Pengelola juga harus melakukan pilihan untuk memperbaiki secara terus menerus atau merehabilitasi pipanya atau membiarkan saja dalam periode waktu tertentu. Anggaran untuk merehabilitasi seluruh pipa yang bocor terbatas sehingga pengelola jaringan pipa harus sering menentukan prioritas ruas-ruas pipa yang direhabilitasi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan model optimasi pada penentuan ruas-ruas pipa distribusi air yang direhabilitasi pada tipe pemeliharaan reaktif. Penentuan ruas yang direhabilitasi mempertimbangkan ketersediaan anggaran tahunan rehabilitasi, biaya rehabilitasi serta manfaat rehabilitasi yang terdiri dari manfaat berkurangnya biaya perbaikan dan manfaat berkurangnya kehilangan air. Variabel-variabel yang mempengaruhi biaya dan manfaat rehabilitasi dan struktur hubungan antar variabel tersebut didapatkan dari berbagai sumber dan dikonfirmasi dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Parameterisasi yang berdasarkan pada nilai ekonomis setiap variabel dilakukan agar didapatkan persamaan hubungan setiap variabel terhadap biaya dan manfaat rehabilitasi. Manfaat dari berkurangnya kehilangan air dikalkulasi dengan mempertimbangkan perilaku hidrolika pada jaringan pipa distribusi air. Dari pengumpulan dan pengolahan data didapati adanya 22 variabel yang tervalidasi berpengaruh terhadap biaya dan manfaat rehabilitasi. Variabel yang dominan berpengaruh pada perhitungan biaya dan manfaat rehabilitasi adalah panjang pipa yang direhabilitasi. Dari parameterisasi didapatkan persamaanpersamaan yang menilai besar pengaruh setiap variabel yang tervalidasi tersebut bagi biaya dan manfaat rehabilitasi. Model yang didapatkan dari persamaanpersamaan tersebut diuji pada suatu area tertentu dan divalidasi secara eksternal dengan hasil yang cukup baik. Model yang dikembangkan dapat menentukan ruas pipa yang direhabilitasi dengan melakukan optimasi untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dengan keterbatasan anggaran. Model tersebut dimaksudkan untuk membantu penentuan skema pemeliharaan rehabilitasi pada tipe pemeliharaan reaktif yang bisa diimplementasikan secara baik oleh pengelola jaringan pipa distribusi air di beberapa kota dengan permasalahan yang sama.