digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Luthfan Ariandy
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

Pemetaan kedalaman batuan dasar penting untuk mengurangi ketidakpastian eksplorasi pada cekungan sedimen. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi dan membandingkan hasil inversi gravitasi dan magnetik untuk estimasi batuan dasar, serta menilai sensitivitas metode terhadap parameter input. Empat model sintetik (graben, half graben, horst–graben, dan horst–graben dengan noise) dibangun dan dihitung respon anomali gravitasi serta magnetiknya melalui pemodelan kedepan. Data anomali kemudian di inversi menggunakan GRV_D_inv untuk data gravitasi dan MagB_Inv untuk data magnetik. Hasil inversi kemudian dievaluasi melalui perbandingan penampang kedalaman batuan dasar antara model awal dengan kedalaman setelah inversi serta galat RMS. Hasil awal menunjukkan kedua metode mampu merekonstruksi geometri batuan dasar dengan galat kecil. Secara umum, inversi gravitasi menangkap tren gelombang panjang dan garis dasar kedalaman yang halus, sedangkan inversi magnetik lebih peka terhadap perubahan detail lokal. Temuan ini mengindikasikan bahwa integrasi keduanya berpotensi meningkatkan keandalan estimasi kedalaman batuan dasar. percobaan parameter (AvgZo, kontras magnetisasi M, filter SH–WH, serta kontras densitas pada gravitasi) yang menunjukkan pengaruh signifikan terhadap hasil inversi. Percobaan ini menegaskan pentingnya pemilihan parameter yang tepat agar estimasi kedalaman batuan dasar lebih representatif. Dengan demikian, penelitian ini membuktikan bahwa kombinasi metode gravitasi dan magnetik dapat saling melengkapi dalam interpretasi geologi bawah permukaan pada model sintetik, serta berpotensi diterapkan pada data lapangan dengan dukungan verifikasi geologi seperti seismik maupun data sumur.