Posisi henti muon merupakan parameter yang penting untuk mengetahui interaksi
hyperfine antara muon dan elektron untuk mempelajari keadaan spin elektron
dalam bahan magnetik. Pada penelitian ini dikaji dinamika spin elektron pada
sistem (C2H5NH3)2CuCl4 (EA-Cu) dan (C6H5CH2CH2NH3)2CuCl4 (PEA-Cu) yang
terdiri dari lapisan anorganik CuCl4 yang dipisahkan oleh lapisan ligan organik.
Selain jarak antar lapisan anorganik yang berbeda, perbedaan antara kedua
material hibrida tersebut terletak pada gugus fenil (C6H5) yang tidak terdapat pada
EA-Cu. Hasil pengukuran ?SR (muon spin rotation, relaxation, and resonance)
menunjukkan adanya presesi spin muon pada kedua material tersebut. Parameter
critical exponent yang diperoleh dari keterkaitan medan internal terhadap
temperatur adalah 0,31 dan 0,21 masing-masing untuk EA-Cu dan PEA-Cu
dengan suhu transisi 10.06 K dan 9.36 K. Nilai critical exponent tersebut dapat
dijelaskan oleh model 3D Heisenberg untuk EA-Cu dan 2D Heisenberg ditambah
interaksi dipol untuk PEA-Cu. Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa
presesi spin muon menunjukkan interaksi yang berbeda untuk ligan organik yang
berbeda.
Berdasarkan hasil eksperimen ?SR, dapat ditunjukkan bahwa keteraturan
magnetik yang muncul pada kedua sistem hibrida di bawah suhu transisi adalah
keteraturan 3-dimensi jangka panjang (3D nature). Keberadaan 3D nature pada
jarak antar lapisan magnetik yang sangat jauh (sekitar 2 nm) adalah fenomena
yang tidak biasa di bidang kemagnetan. Selain itu, suhu transisi dan medan internal
dari kedua sistem tersebut hampir sama meskipun jarak antara lapisan
magnetiknya berbeda (hampir dua kali lipat). Interaksi tersebut dapat terjadi
akibat adanya kopling magnetik antara lapisan magnetik yang terhubung melalui
bagian organik. Untuk memahami keberadaan kopling magnetik tersebut,
diperlukan informasi posisi henti muon yang akurat. Estimasi posisi henti muon
pada disertasi ini diteliti dengan menggunakan density functional theory (DFT).
Analisis DFT untuk memperkirakan posisi henti muon pada EA-Cu dan PEA-Cu
dilakukan dengan menghitung energi potensial elektrostatika dan mencari posisi
dalam unit sel yang memiliki nilai potensial minimum. Berdasarkan perhitungan
tersebut, ditemukan enam posisi henti muon yang mungkin pada kedua material. Empat posisi berada di sekitar apikal ion Cl- dan dua posisi lainnya berada di
antara ion Cl- di bidang CuCl4. Posisi-posisi muon tersebut dapat menjadi kandidat
untuk menunjukkan perilaku presesi spin muon di bawah suhu keteraturan
magnetik. Dua posisi minimum potensial lainnya ditemukan di PEA-Cu sekitar
gugus fenil dari bagian organik yang dapat menyebabkan kemungkinan muon
terikat dengan elektron di sekitarnya melalui pembentukan radikal seperti yang
diidentifikasi dalam studi ?SR ini.
Untuk mengkonfirmasi kandidat posisi henti muon, pada penelitian ini dihitung
medan magnetik internal pada posisi muon yang dihasilkan oleh momen magnetik
dari ion magnetik. Madan magnetic internal pada keadaan dasar (ground state)
dihitung berdasarkan density functional theory (DFT) dengan memperhitungkan
gabungan efek muon zero-point motion (ZPM) dan kerapatan magnetisasi dari
model struktur magnetik yang ditentukan. Metode ZPM digunakan untuk
memperhitungkan distribusi peluang posisi henti muon, sedangkan kerapatan
magnetisasi untuk menentukan model struktur magnetik. Hasil perhitungan medan
internal pada posisi henti muon dengan menggunakan metode ini menunjukkan
kesesuaian dengan nilai medan magnetik internal pada temperatur dasar, oleh
karena itu dengan menentukan model struktur magnetik yang tepat pada sistem
hibrida maka keteraturan 3-dimensi pada sistem ini dapat dijelaskan. Metode ini
dapat diterapkan pada kasus material magnetik lainnya.
Perpustakaan Digital ITB