Ide terbaru di dalam menggabungkan muatan dan spin diimplementasikan pada
perangkat spintronik. Untuk mewujudkan ide tersebut, derajat kebebasan spin
dapat diperoleh dengan mendadahkan unsur logam transisi ke dalam
semikonduktor non-magnetik dengan konsentrasi sedikit, yang disebut dengan
diluted magnetic semiconductor (DMS). DMS ferromagnetik suhu ruang dipelajari
untuk mewujudkan aplikasi masa depan.
Dengan menggunakan pemodelan ab initio, sifat-sifat elektronik dan magnetik
supercell 2 × 2 × 2 berupa TaxTi1–xO2 (x = 3.125%) anatase diinvestigasi. Sifatsifat
tersebut dimodifikasi dengan pendadahan tambahan M, yang memunculkan
TaxMyTi1–x–yO2 (M = Fe, Ni, Co) (x = y = 3.125 %). Tujuan utama penelitian ini
adalah untuk memodelkan sifat-sifat sistem-sistem tersebut dengan menunjukkan
struktur pita, rapat keadaan total dan terproyeksi. Metode yang digunakan adalah
metode generalized gradient approximation (GGA) yang divalidasi dengan
mengitung sifat-sifat TiO2 anatase murni. Energy tolakan Coulomb on-site efektif
(Ueff) diikutkan pada orbital d untuk memperbaiki sifat elektronik.
Sistem TiO2 anatase murni memiliki sifat semikonduktor celah pita (Eg) sebesar
2.07 eV dan 3.14 eV (0.80 ? to ?), masing-masing untuk Ueff = 0 eV dan 5.82 eV,
juga nilai lebar pita valensi (VB) yang dihitung sebesar 4.57 eV dan 4.56 eV. PDOS
yang dihitung menunjukkan hibridisasi yang kuat antara Ti 3d dan O 2p. Dengan
pendadahan Ta, TaxTi1–xO2 (x = 3.125%) anatase memiliki sifat ferromagnetik
setengah logam dengan momen magnetik total sebesar 1.00 ?B, yang dimunculkan
dari dengan momen magnetik lokal sebesar 0.31 ?B, dan Ta5+. Struktur pita spindown
menunjukkan nilai Eg = 3.24 eV (0.25 ? ? ?).
Dengan perlakuan pendadahan M, sistem TaxFeyTi1–xO2 (x = y = 3.125%) anatase
memiliki sifat ferromagnetik semikonduktor dengan momen magnetik total sebesar
5.00 ?B, yang utamanya berasal dari momen magnetik lokal yang terdelokalisasi
sebesar 4.261 ?B pada posisi Fe. Struktur pita spin-up and spin-down menunjukkan
Eg selebar 2.94 eV (0.25 ? ? ?). Di samping itu, sistem TaxNiyTi1–xO2 (x = y =
3.125%) anatase memiliki sifat ferromagnetik setengah logam dengan momen magnetik total sebesar 1.11 ?B, yang utamanya berasal dari momen magnetik lokal
terlokalisasi sebesar 1.577 ?B pada posisi Ni. Struktur pita spin-down menunjukkan
Eg sebesar 2.97 eV (? ? ?). Sistem TaxCoyTi1–xO2 (x = y = 3.125%) anatase
memiliki sifat semikonduktor nonmagnetik. Struktur pita spin-up and spin-down
band structure menunjukkan Eg sebesar 2.30 eV (? ? M).
Untuk semua sistem, tingkat degenerasi Ti 3d, Fe 3d, Ni 3d, dan Co 3d untuk
masing-masing sistem menurun oleh disorsi Jahn-Teller pada keadaan dzx dan dzy,
dibandingkan dengan Ti 3d pada TiO2. Lebar pita valensi yang dihitung dari
sistem-sistem tersebut lebih lebar daripada lebar pita valensi TiO2 murni akibat
hibridisasi Ta 5d-O 2p untuk TaxTi1–xO2 dan TaxFeyTi1–xO2, Ni 3d-O 2p untuk
TaxNiyTi1–xO2, dan Co 3d-O 2p untuk TaxCoyTi1–xO2. Selain menunjukkan sifat-sifat
elektronik dan magnetik yang detail, penelitian ini mengusulkan bahwa TaxTi1–xO2
dan TaxNiyTi1–xO2 dapat diorientasikan untuk aplikasi transparent conducting
oxide, sedangkan TaxCoyTi1–xO2 dan TaxFeyTi1–xO2 masing-masingnya dapat
diorientasikan untuk aplikasi fotokatalitik dan DMS.
Berdasarkan pemodelan yang sukses sistem-sistem berbasis TiO2 anatase, sifat
elektronik dan magnetik VxNiyTi1–x–yO2 (x = 0, 6.25%; y = 0, 6.25%) rutile
diinvestigasi. Sistem VxTi1–xO2 (x = 6.25%) rutile memilki sifat ferromagnetik
setengah logam tipe n dengan momen magnetik total terlokalisasi sebesar 1.00 ?B
per atom V, yang utamanya berasal dari keadaan V 3d. Dengan mengikutkan Ueff,
sifat tersebut ditingkatkan menjadi ferromagnetik semikonduktor tipe n. Sistem
VxNiyTi1–x–yO2 (x = y = 6.25%) rutile memiliki sifat ferromagnetik setengah logam
dengan momen magnetik total terdislokalisasi sebeesar 1.36 ?B per atom Ni, yang
utamanya berasal dari keadaan Ni 3d, dengan mengikutkan Ueff. Secara meyeluruh,
pendadahan Ni substitusional meningkatkan konduktivitas and ferromagnetisme
VxTi1–xO2 rutile.
Perhitungan juga diperluas untuk sifat elektronik dan optik oksikalkogenida
berlapis (LaO)CuCh (Ch = S, Se, dan Te), yang Te masing-masingnya memiliki Eg
sebesar 1.67 eV, 1.44 eV, dan 1.20 eV. Selanjutnya, pita valensi teratas yang
dihitung dapat dibagi menjadi tiga keadaan, yaitu keadaan-keadaan anti-berikatan
dan berikatan yang berasal dari hibridisasi Cu 3d-t2g and Ch p, dan tak berikatan
yang berasal dari keadaan Cu 3d-eg yang terlokalisasi. Tetapan dielektrik dan
dikroisme optik tertinggi ditemukan pada sistem (LaO)CuTe, sedangkan
konduktivitas tipe p lebih kuat pada sistem (LaO)CuSe. Tingkat-tingkat energi
keadaan plasmonikd dapat juga diubah dengan mengubah Ch. Hasil ini sangat
penting untuk aplikasi perangkat fungsional baru.
Perpustakaan Digital ITB