BAB 1 I Putu Krisna Ardiana Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 I Putu Krisna Ardiana Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 I Putu Krisna Ardiana Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 I Putu Krisna Ardiana Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 I Putu Krisna Ardiana Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA I Putu Krisna Ardiana Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Peleburan bijih nikel saprolit menjadi produk matte di industri dapat dilakukan
dengan rute RKEF, di mana terak harus dijaga cair pada temperatur 1450–1550 °C
agar pemisahan matte dan terak dapat dilakukan secara efektif. Kesetimbangan
akan terjadi antara matte, terak, dan refraktori berbasis MgO. Keberadaan pengotor
seperti Al2O3 dan CaO dapat mempengaruhi kesetimbangan tersebut. Penelitian ini
mempelajari pengaruh Al?O?, CaO, dan SiO? terhadap kesetimbangan fasa antara
matte Ni–Fe–S dan terak SiO?–FeO–MgO pada temperatur 1450 °C.
Sampel yang digunakan adalah matte dan terak yang diperoleh dari industri.
Karakterisasi matte, terak, dan refraktori dari industri dilakukan terlebih dahulu
untuk mengetahui fasa yang ada dan komposisinya. Percobaan kesetimbangan lalu
dilakukan dengan menggunakan campuran sampel yang terdiri dari matte dan terak
dengan rasio 1 : 5 yang ditempatkan dalam krusibel MgO. Percobaan
kesetimbangan menggunakan variasi komposisi final Al?O? = 4; 8; 12; 16 wt%, CaO
= 1; 4; 8; 12 wt%, dan penambahan SiO? = 0; 8; 19,41; 37,02; 67,73 gram/100 gram
terak. Kesetimbangan dilakukan dengan peleburan di Vertical Tube Furnace (VTF)
pada temperatur 1450 °C selama 2 jam dengan atmosfer inert yang dicapai dengan
mengalirkan argon sebesar 1 L/menit. Hasil peleburan di-quenching dalam media
air garam dingin untuk mempertahankan fasa-fasa yang terbentuk pada temperatur
tinggi. Karakterisasi sampel hasil kesetimbangan dilakukan untuk mengetahui jenis
dan komposisi fasa yang terbentuk.
Hasil analisis sampel industri menunjukkan matte memiliki komposisi Ni 26,86
wt%, Fe 65,14 wt%, dan S 7,20 wt%. Terak didapatkan memiliki rasio SiO2/MgO
sebesar 2,14, FeO sebesar 24,89 wt%, serta terdapat pengotor Al2O3 sekitar 4,00
wt%. Refraktori MgO industri ditemukan telah mengalami perubahan dimana
teramati fasa baru yaitu olivin–(Mg,Fe)2SiO4, piroksen–(Mg,Fe)2Si2O6, dan spinel–
(Mg,Fe)(Cr,Al)2O4. Percobaan kesetimbangan dengan variasi komposisi final
Al?O?, CaO, dan penambahan SiO2 menunjukkan hasil yang sejalan dengan hasil
simulasi perangkat lunak termodinamika FactSage. Peningkatan kandungan Al2O3
menggeser komposisi likuidus ke arah rasio MgO/(FeO+SiO2) yang lebih tinggi
dan di atas 16 wt% Al2O3 terbentuk padatan baru spinel. Peningkatan kandungan
CaO tidak mengubah rasio MgO/(FeO+SiO2) pada likuidus dan tidak menyebabkan
pembentukan padatan baru. Peningkatan kandungan SiO2 pada terak tidak
mengubah komposisi likuidus dikarenakan tersedianya MgO yang berlebih dari
krusibel dan Fe yang teroksidasi dari matte. Hasil percobaan kesetimbangan
menunjukkan bahwa Al?O?, CaO, dan SiO2 berpengaruh terhadap komposisi
likuidus dan padatan yang terbentuk.
Perpustakaan Digital ITB