Pengelolaan kualitas badan air menjadi salah satu parameter penting dalam menjaga
ketersedian sumber air bersih. Masuknya berbagai polutan yang berasal dari
kegiatan domestik maupun non-domestik akibat aktivitas manusia yang tidak
terkendali mengakibatkan kerusakan pada badan air. Kegiatan monitoring dengan
pengambilan sampel air telah dilakukan bertahun tahun di Waduk Saguling, namun
hal ini tentu menjadi berat bagi pihak pengelola waduk. Pemodelan menjadi salah
satu jalan pintas bagi pengelola waduk untuk memantau kualitas air yang
berkelanjutan, melalui pemanfaatan citra satelit.
Keberadaan klorofil-a menjadi salah satu parameter penting yang menjadi indikator
kesuburan ekosistem yang berperan sebagai produktivitas primer serta bertanggung
jawab terhadap keberlangsungan rantai makanan akuakultur. Namun, buruknya
pengelolaan dengan masuknya berbagai macam polutan membuat waduk menjadi
kelebihan nutrient kejadian eutrofikasi.
Penelitian ini mengusulkan metode Artificial Neural Network (ANN) model
multilayer perceptron dengan jenis algoritma back-propagation yang terdiri dari
variabel data fisikokimia seperti : PO4, NH3-N, NO2-N, NO3-N, transparansi, NH3,
temperatur, pH, Fitoplankton, Klorofil-a, BOD, COD, Turbidity, DO dan intensitas
cahaya serta data satelit landsat dari tahun 2013-2023 digunakan variabel input
untuk memodelkan klorofil-a di waduk.
Hasil evaluasi analisis regresi (R2
), Root Mean Square Error (RMSE) dan Mean
Square Error (MSE) digunakan untuk melihat kinerja model ANN dalam
memprediksi klorofil-a. Model prediksi ANN diharapkan mampu menunjukkan
kemampuan prediksi yang lebih baik ketika level parameter lain. Hasil uji prediksi
klorofil-a observasi dengan klorofil-a hasil prediksi dilakukan dengan dua model,
yaitu model prediksi dengan data fisikokimia dan kombinasi band landsat, yang
mana model fisikokimia sebesar R
2
0,974, RMSE 0,106, MSE 0,106 serta %Error
2,13%, sedangkan model kombinasi band landsat sebesar R2
0,85, RMSE 0,142, MSE 0,106 serta %Error 2,62%.Berdasarkan hasil prediksi dan perbandingan dengan data observasi lapangan
menunjukkan kondisi waduk secara keseluruhan berada dalam kondisi ultramikrotrofik hingga mesotrofik yang berarti rata-rata nilai konsentrasi klorofil-a
yang tersebar di area waduk adalah 0 - 5 mg/m3