ABSTRAK Muhammad Aulia Oesman Widodo
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Lalat buah merupakan salah satu hama penting yang menyerang berbagai komoditas
hortikultura dan menyebabkan kerugian signifikan. Adanya organisme pengganggu tanaman
ini menurunkan produksi tanaman baik tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan.
Serangan hama dan penyakit ini dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 30% per
tahun. Salah satu kelompok serangga yang merupakan hama mengkhawatirkan bagi
tanaman-tanaman ini adalah lalat buah. Lalat buah (Bactrocera spp.) merupakan serangga
dari ordo Diptera dan famili Tephritidae, yang menjadi salah satu hama penting pada
berbagai tanaman hortikultura, terutama buah-buahan dan sayuran. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Januari sampai Mei 2024 untuk mengetahui sebaran dan intensitas populasi lalat
buah dengan menggunakan perangkap berbasis atraktan metil eugenol di lahan pertanaman
campuran. Teknik sampling dilakukan secara purposive pada enam jenis tanaman yaitu jeruk
lemon, cabai rawit, tomat ceri, terong, alpukat, dan mentimun di Kebun Pendidikan SITH
Haurngombong selama 17 minggu. Perangkap yang digunakan terdiri dari dua tipe: botol
modifikasi dan perangkap berbentuk corong yang dipasang pada posisi setinggi 1–1,5 meter.
Lalat yang didapatkan dari perangkap disimpan pada kantong plastik ziplock dan dilakukan
identifikasi secara manual mengikuti buku Pedoman Identifikasi Hama Lalat Buah, terutama
dengan cara identifikasi morfologi dilihat dari bagian pola sayap melintang dan abdomen
lalat. Data yang di dapat dilakukan uji One-Way Anova, dengan tujuan untuk membandingkan
Tomat Greenhouse, Cabai Greenhouse, Lemon, Alpukat, Mentimun, Terong dan Cabai antara
4 Minggu pertama dengan per 4 Minggu Berikutnya pada Bactrocera dorsalis dan
Bactrocera umbrosa. Selain itu juga digunakan analisis deskriptif untuk menampilkan hasil
penelitian baik dalam bentuk tabel, grafik dan diagram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
total lalat Bactrocera dorsalis yang tertangkap adalah 5.231 ekor dengan tangkapan tertinggi
pada tanaman terong (1.315 ekor), sedangkan Bactrocera umbrosa tertangkap sebanyak 205
ekor dengan jumlah terbanyak pada tanaman terong (65 ekor). Aktivitas tertinggi lalat terjadi
pada minggu ketiga, yang kemudian menurun secara signifikan. Dari hasil tangkapan dapat
diduga preferensi pada inang tanaman untuk B. dorsalis yaitu tanaman Lemon > Terong &
Cabai > Alpukat, sedangkan B. umbrosa terlihat kurang melimpah menunjukkan preferensi
tanaman inang yang berbeda daripada B. dorsalis. Pada semua lokasi, B. dorsalis memiliki
ketinggian lebih besar, menunjukkan bahwa spesies ini lebih dominan dan lebih responsif
terhadap atraktan metil eugenol. Perbedaan tangkapan B. dorsalis antar tanaman terlihat
nyata. Selama 17 minggu, tanaman terong memerangkap lalat terbanyak (1315) diikuti oleh
jeruk lemon (1120). Tanaman lainnya mendapatkan lalat dengan nilai hampir sama antara
650-790. Demikian juga dengan tangkapan lalat B. umbrosa. Tanaman terong memerangkap
lalat terbanyak (65). Tanaman lainnya hanya mendapatkan lalat di bawah angka 30.
Banyaknya lalat yang terperangkap dalam tanaman terong karena faktor kurangnya sanitasi
lahan, yaitu adanya buah nangka busuk dari pohon nangka yang berada di sekitar tanaman
terong. Faktor lingkungan yang dapat mengundang lalat buah datang antara lain adanya buah
yang matang atau busuk, adanya tanaman inang tertentu dan sanitasi lahan yang kurang baik.
Selain itu pengaruh kelembapan udara juga berpengaruh terhadap keberadaan lalat buah.
Berdasarkan data kelembapan dari laporan iklim harian BMKG Stasiun Geofisika Bandung
dan jumlah tangkapan B. dorsalis dan B. umbrosa di perangkap kebun terlihat bahwa
kelembapan berada diatas 60% yang dapat mendukung aktivitas terbangnya lalat buah dan
meningkatkan penyebaran aroma atraktan sehingga lalat buah dapat terbang dengan mudah
serta mendukung kondisi yang ideal untuk larva dan pupa lalat buah untuk tumbuh dan
berkembang. Berdasarkan data curah hujan didapatkan bahwa pada saat musim hujan terjadi
curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan tanaman dan
buah yang dapat mendukung perkembangan larva lalat buah yang secara tidak langsung
mempengaruhi jumlah tangkapan Bactrocera sp. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
metode perangkap atraktan efektif untuk memantau dinamika populasi lalat buah dan dapat
menjadi dasar strategi pengendalian yang efisien di lahan hortikultura campuran.
Perpustakaan Digital ITB