Sungai Cikapundung merupakan salah satu sub DAS dari DAS Citarum.
Meningkatnya kepadatan penduduk di DAS Cikapundung mengakibatkan
bertambahnya kebutuhan fasilitas. Alih fungsi lahan pun terjadi dari berubahnya
kawasan hutan menjadi kawasan terbangun. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi perubahan tata guna lahan yang terjadi di DAS Cikapundung,
mengidentifikasi kecenderungan perubahan debit ekstrem di DAS Cikapundung,
dan menganalisis pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap debit ekstrem di
DAS Cikapundung. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder
berupa data curah hujan dari stasiun hujan Cibiru, Cipeusing, Dago Pakar-Bengkok,
Kayu Ambon, Lembang, dan Margahayu; data debit sungai dari pos debit
Cikapundung-Maribaya dan Citarum-Dayeuhkolot; peta tutupan lahan tahun 2014
dan 2018; peta jenis tanah; dan peta kelerengan. Alih fungsi lahan yang terjadi
dalam periode 2014 hingga 2018 di DAS Cikapundung secara keseluruhan adalah
peningkatan lahan hutan sebesar 0,38%/tahun dari luas DAS, penurunan lahan
pertanian sebesar -1,11%/tahun dari luas DAS, dan peningkatan lahan terbangun
sebesar 0,73%/tahun dari luas DAS. Sementara, alih fungsi lahan yang terjadi di
bagian hulu DAS Cikapundung adalah peningkatan lahan hutan sebesar
0,98%/tahun dari luas DAS hulu, penurunan lahan pertanian sebesar -1%/tahun dari
luas DAS hulu, dan peningkatan lahan terbangun sebesar 0,021%/tahun dari luas
DAS hulu. Debit maksimum di pos debit Cikapundung-Maribaya dan CitarumDayeuhkolot cenderung meningkat. Sementara, debit minimum yang terjadi di pos
debit Cikapundung-Maribaya cenderung menurun, sedangkan debit minimum di
pos debit Citarum-Dayeuhkolot cenderung meningkat. Penelitian menunjukkan
adanya pengaruh antara perubahan penggunaan lahan terhadap ekstremitas debit
yang ditunjukkan dengan perubahan koefisien limpasan dan koefisien regim aliran
yang berbanding lurus.