Tulisan ini mengkaji desain denah dan tata letak furnitur pada unit hunian Rusunami
di Perumnas Rusunami Bandar Kemayoran (RBK) A4 – Jakarta, melihat fenomena
rusun (Danchi) di Jepang yang ditinggalkan para penghuninya karena masalah
ruang dan interior, yang kemudian berkembang menjadi masalah perkotaan.
Fenomena ini juga beresiko terjadi pada Rusunami di Indonesia yang kini kondisi
unit huniannya kerap ditemukan kosong tidak berpenghuni atau berpenghuni
namun dalam keadaan yang cenderung kumuh. Studi komparasi denah dan tata
letak furnitur antar unit hunian rumah susun menjadi bagian dari kajian tulisan ini.
Studi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan desain denah dan tata letak
furnitur unit hunian Rusunami terhadap fungsi dan kenyamanan penghuni, serta
memitigasi Rusunami ditinggalkan para penghuni seperti yang terjadi pada Danchi.
Melalui pendataan informasi objek penelitian, penyebaran kuesioner sebagai studi
pendahuluan, deep interview sampel penghuni terpilih, dan observasi sampel unit
hunian terpilih. Sampel terpilih tersebut mewakilkan keadaan interior non-furnitur
saat awal dihuni dengan unit hunian yang dihuni oleh 1 penghuni, 2 penghuni , dan
3-4 penghuni (keluarga muda baru/kecil).
Hasil analisis kajian menunjukkan bahwa Rusunami ini belum memiliki jenis ruang
dan luas ruang yang ideal untuk keluarga kecil dan/atau keluarga muda baru, hal ini
beresiko meciptakan ke-kumuh-an yang berujung kepada ketidaknyamanan dalam
menghuni Rusunami. Sehingga, bagi penghuni yang telah berhasil mengalami
peningkatan taraf kehidupan ekonomi, pasti akan memilih secepat mungkin
meninggalkan unit hunian Rusunami. Penilitian ini menghasilkan rekomendasi
desain denah dan tata letak furnitur untuk unit hunian Rusunami. Penelitian lebih
lanjut perlu dilakukan studi alternatif organisasi ruang/denah ruang.