PT Berau Coal adalah salah satu produsen Batubara terbesar di Indonesia yang
terletak di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Untuk mengelola
kegiatan operasional dengan 18.541 orang pekerja dengan aman, PT Berau Coal
menerapkan Sistem Bekerja Selamat yang terdiri atas 5 lapis pencegahan insiden
dimana tiap lapisnya terdiri atas beragam aktivitas untuk membantu pekerja
mengenali resiko, mengelola dan melakukan mitigasi resiko, mencegah timbulnya
potensi bahaya dari faktor personal dan faktor pekerjaan, serta mencegah
kemunculan kondisi tidak aman (KTA) dan Tindakan tidak aman (TTA) yang
merupakan penyebab langsung kecelakaan. Seluruh aktivitas di dalam Sistem
Bekerja Selamat wajib diimplementasikan dan dipatuhi oleh seluruh pekerja yang
bekerja di PT Berau Coal.
Pada tahun 2021, terdapat 148 kejadian dengan 2 kejadian berkategori LTI dimana
1 kejadian berkategori fatal dan 1 kejadian berakibat cedera mayor, berdasarkan
hasil investigasi didapati bahwa 91% dari penyebab kecelakaan di tahun 2021
diakibatkan adanya celah pada program keselamatan. Di saat yang bersamaan,
hasil implementasi program keselamatan menunjukkan hanya 3 dari 13 program
keselamatan yang nilainya dibawah baseline dimana 10 lainnya memiliki nilai 90100%.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa implementasi Sistem Bekerja
Selamat tidak mendukung performa serta kesuksesan upaya pengelolaan
keselamatan.
Early Warning System merupakan inisiatif untuk menyelaraskan performa antar
indikator utama dan indikator tertinggal dengan cara memperkaya aspek
pengukuran dan evaluasi terhadap indikator utama melalui pengenalan faktor
koreksi yang didapat dari laporan terhadap kondisi dan tindakan tidak aman yang
dideteksi melalui inspeksi, audit dan laporan lainnya, kelebihan metode ini adalah
celah dapat dideteksi lebih awal untuk dilakukan intervensi perbaikan sebelum
sempat menjadi kontributor terjadinya suatu insiden. Hal ini merupakan upaya
proaktif dalam proses perbaikan berkelanjutan.