digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

NESA ZAFIRA.pdf ]
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Setiap aktivitas yang menggunakan air bersih berpengaruh terhadap kuantitas air limbah yang dihasilkan terutama air limbah domestik. Pada proses biologis, senyawa organik dalam air limbah akan dimanfaatkan oleh mikroorganisme sebagai suplai makanan dan dikonversi menjadi senyawa yang lebih sederhana dan tidak berbahaya seperti air, karbon dioksida, dan biomassa. Salah satu pengolahan biologis adalah dengan biakan terlekat (attached growth) dimana mikroorganisme melekat dan berkembang pada permukaan media. Media penunjang berperan penting dalam pengolahan air limbah secara biologis. Pada penelitian ini, media penunjang yang diambil dari penelitian sebelumnya akan dimodelkan dengan model monod dan model contois untuk menentukan pembentukan pelekatan biofilm pada variasi media yaitu PET, PVC, dan PP. Kinetika tertinggi pertumbuhan biofilm yang menggunakan media PET terdapat pada persamaan model monod di kondisi aerob dengan nilai µmaks dan Ks masing-masing 0,2635/hari dan 798,8165 mg/L. Sedangkan untuk kondisi anoksik nilai µmaks dan Ks masing-masing 0,1220/hari dan 653,8649 mg/L. Berdasarkan uji dengan koefisien determinasi didapatkan bahwa nilai µmaks tertinggi pada kondisi anoksik adalah media PET dengan R2 sebesar 0,9694 dan pada kondisi aerob adalah media PVC dengan R2 sebesar 0,9212. Selain dilihat dari koefisien determinasi, media terbaik juga ditinjau dari sudut kontak air. Perbedaan nilai kinetika model monod pada ketiga media mengindikasikan bahwa jenis media penunjang berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri biofilm dimana pertumbuhan terbaik dengan kondisi anoksik dan aerob adalah media PET. Untuk hasil simulasi pada Matlab, didapat penyisihan substrat dengan media PET pada kondisi anoksik dengan awal substrat sebesar 1924 mg/L menjadi 148,73 mg/L dan pada kondisi aerob menjadi 176,64 mg/L.