digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT. Kilang Pertamina Internasional memproduksi Pertalite, Pertamax dan lainnya. Dalam produksi Pertalite dan Pertamax, PT. Kilang Pertamina Internasional masih belum bisa mengirimkan Pertalite dan Pertamax secara tepat waktu dengan kuantitas yang tepat sesuai target ke pelanggan. Keterlambatan dalam mengangkat produk, yaitu Pertalite dan Pertamax, menyebabkan waktu tiba - tiba PT. Kilang Pertamina Internasional Unit Balongan untuk mendapatkan pendapatan. Dengan adanya keterlambatan dalam lifting Pertalite dan Pertamax, PT. Kilang Pertamina Internasional Unit Balongan mendapatkan keuntungan 56 Miliar untuk penjualan Pertamax, namun mengalami kehilangan penjualan sebesar 1.3 Triliun untuk penjualan Pertalite. Sehingga dibutuhkannya studi lanjut untuk mengurangi loss sales dengan cara mengurangi delay. Untuk memahami permasalahan yang dihadapi perusahaan, analisis SIPOC diperlukan, yang mana bertujuan untuk mengamati aliran informasi dan materi. Mulai dari proses blending komponen, mixing, settling, lab analysis, hingga lifting produk ke pelanggan. Setelah mengetahui aliran informasi dan materi, akar permasalahan dari isu bisnis tersebut perlu dicari. Kenali akar permasalahan dari isu bisnis yang ada bertujuan agar solusi yang akan disusun kedepannya memiliki dampak yang besar dalam perbaikan. Solusi perbaikan disusun untuk keterlambatan keterlambatan yang nantinya akan mengeliminasi penjualan yang rugi. Untuk akar masalah utama yaitu tidak detailnya penjadwalan yang disusun PT. Kilang Pertamina Internasional Unit Balongan, jadwal pembuatan yang detail menjadi solusinya. Solusi untuk menyusun jadwal yang detail dapat dilakukan dengan tiga alternatif. Alternatif pertama, penjadwalan sistem disusun menggunakan rata - rata rate pump selama satu tahun. Alternatif kedua menggunakan rata - rata rate pump dengan memperhatikan setiap target volume. Sedangkan untuk alternatif ketiga, penjadwalan sistem disusun menggunakan rata - rata rate pump dengan memperhatikan masing - masing komponen penyusun produk. Masing - masing sistem penjadwalan masih menghasilkan keterlambatan pada pengiriman produk ke pelanggan. Alternatif satu menghasilkan 17 keterlambatan pengiriman produk ke pelanggan dari 183 target pengiriman. Untuk alternatif kedua menghasilkan 2 keterlambatan. Sedangkan alternatif tiga menghasilkan keterlambatan paling sedikit yaitu hanya menghasilkan 1 keterlambatan dan durasi keterlambatan yang dihasilkan peling pendek diantara dua alternatif lainnya. Semua sistem penjadwalan alternatif dapat mengeliminasi kerugian penjualan dikarenakan semua pengiriman produk ke customer lebih cepat dengan menggunakan system penjadwalan.