PT. Kilang Pertamina Internasional memproduksi Pertalite, Pertamax dan lainnya. Dalam
produksi Pertalite dan Pertamax, PT. Kilang Pertamina Internasional masih belum bisa
mengirimkan Pertalite dan Pertamax secara tepat waktu dengan kuantitas yang tepat sesuai
target ke pelanggan. Keterlambatan dalam mengangkat produk, yaitu Pertalite dan Pertamax,
menyebabkan waktu tiba - tiba PT. Kilang Pertamina Internasional Unit Balongan untuk
mendapatkan pendapatan. Dengan adanya keterlambatan dalam lifting Pertalite dan
Pertamax, PT. Kilang Pertamina Internasional Unit Balongan mendapatkan keuntungan 56
Miliar untuk penjualan Pertamax, namun mengalami kehilangan penjualan sebesar 1.3 Triliun
untuk penjualan Pertalite. Sehingga dibutuhkannya studi lanjut untuk mengurangi loss sales
dengan cara mengurangi delay. Untuk memahami permasalahan yang dihadapi perusahaan,
analisis SIPOC diperlukan, yang mana bertujuan untuk mengamati aliran informasi dan
materi. Mulai dari proses blending komponen, mixing, settling, lab analysis, hingga lifting
produk ke pelanggan. Setelah mengetahui aliran informasi dan materi, akar permasalahan
dari isu bisnis tersebut perlu dicari. Kenali akar permasalahan dari isu bisnis yang ada
bertujuan agar solusi yang akan disusun kedepannya memiliki dampak yang besar dalam
perbaikan. Solusi perbaikan disusun untuk keterlambatan keterlambatan yang nantinya akan
mengeliminasi penjualan yang rugi. Untuk akar masalah utama yaitu tidak detailnya
penjadwalan yang disusun PT. Kilang Pertamina Internasional Unit Balongan, jadwal
pembuatan yang detail menjadi solusinya. Solusi untuk menyusun jadwal yang detail dapat
dilakukan dengan tiga alternatif. Alternatif pertama, penjadwalan sistem disusun
menggunakan rata - rata rate pump selama satu tahun. Alternatif kedua menggunakan rata -
rata rate pump dengan memperhatikan setiap target volume. Sedangkan untuk alternatif
ketiga, penjadwalan sistem disusun menggunakan rata - rata rate pump dengan
memperhatikan masing - masing komponen penyusun produk. Masing - masing sistem
penjadwalan masih menghasilkan keterlambatan pada pengiriman produk ke pelanggan.
Alternatif satu menghasilkan 17 keterlambatan pengiriman produk ke pelanggan dari 183
target pengiriman. Untuk alternatif kedua menghasilkan 2 keterlambatan. Sedangkan
alternatif tiga menghasilkan keterlambatan paling sedikit yaitu hanya menghasilkan 1
keterlambatan dan durasi keterlambatan yang dihasilkan peling pendek diantara dua alternatif
lainnya. Semua sistem penjadwalan alternatif dapat mengeliminasi kerugian penjualan
dikarenakan semua pengiriman produk ke customer lebih cepat dengan menggunakan system
penjadwalan.