digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ZAHRANI IMTYAZ.pdf ]
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Tingginya timbulan sampah organik yang tidak terolah dapat menimbulkan masalah baru dengan dihasilkannya lindi. Di samping permasalahan sampah dan lindi yang masih terus meningkat, tingginya kebutuhan energi juga menyebabkan dibutuhkannya energi alternatif lain yang bisa menggantikan dari bahan baku fosil yang semakin menipis. Salah satu alternatif energi yang dapat disubstitusi dengan bahan bakar fosil yaitu biogas yang dapat dihasilkan dari proses anaerobic digestion. Pada penelitian ini dilakukan pengujian menggunakan reaktor anaerobic digester skala laboratorium kapasitas 14 L untuk menentukan besar biogas yang dihasilkan dari substrat yaitu air lindi sampah organik (lindi artifisial) yang dicampur dengan tiga jenis starter yaitu rumen sapi, lumpur anaerobik IPL, dan lumpur fecal dengan perbandingan 1:1. Pada penelitian ini juga dilakukan penentuan karakteristik fisik dan kimiawi dari masing-masing substrat dan starter serta dilakukan penentuan potensi besar biogas menggunakan hasil uji karakteristik dan persamaan simplifikasi reaksi anaerob dari analisis ultimate data sekunder substrat dan starter. Selain itu, pada penelitian ini dilakukan perhitungan potensi produksi biogas pada skala lapangan yang dibatasi pada TPA dan pasar. Berdasarkan hasil uji karakteristik di laboratorium, didapatkan nilai parameter BOD, COD dan TSS yang tinggi sebesar 1556,06 mg/L, 4769,15 mg/L, dan 121 mg/L dimana hasil tersebut melebihi baku mutu air lindi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 59 Tahun 2016. Selain itu, uji karakteristik untuk starter (rumen sapi, lumpur anaerobic IPL dan lumpur fecal) juga menunjukan karakteristik beberapa parameter yang tinggi seperti nilai COD, BOD, TSS dan fosfat. Berdasarkan perhitungan potensi produksi biogas menggunakan analisis ultimate dan persamaan simplifikasi reaksi anaerob didapatkan potensi biogas masing-masing substrat air lindi sampah organik dan starter (rumen sapi, lumpur fecal, lumpur anaerobik) berturut-turut sebesar 0,14 m3, 0,14 m3, 0,12 m3, dan 0,95 m3. Selain itu, didapatkan produksi biogas untuk masing-masing pencampuran lindi dengan rumen, lumpur fecal dan lumpur anaerobic berturut-turut sebesar 0,012 L/hari, 0,0126 L/hari, dan 0,0059 L/hari. Produksi biogas pada skala laboratorium dihasilkan lebih kecil dari perhitungan secara teoritis. Untuk potensi biogas skala lapangan, Rata-rata produksi biogas yang dihasilkan dari beberapa TPA didapatkan sebesar 2,45 m3/hari atau sebanyak 2450 L/hari setara dengan 7.571,42 L dari umpan substrat di laboratorium untuk dapat diimplementasikan dalam skala lapangan. Selain itu, dengan memperhitungkan timbulan sampah organik di Pasar Gedebage mencapai 8.996,62 kg/hari, maka didapatkan perkiraan timbulan lindi sebanyak 9,5 m3/hari sehingga potensi biogas dari timbulan lindi sampah organik pasar mencapai 0,82 m3/hari dengan besar gas metana 0,57 m3/hari dengan perhitungan nilai COD lindi sampah organik.