digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Saat ini, konsep dalam business sustainability telah berkembang dan membawa konsep Environmental, Social and Governance (ESG). ESG menjadi standar baru untuk mengukur keberlangsungan bisnis di perusahaan. ESG dianggap sebagai standar penting bagi setiap perusahaan saat ini untuk menciptakan keseimbangan antara dunia bisnis dan lingkungan sekitarnya. Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan dan berkontribusi terhadap pencapaian SDG’s dan menerapkan standar ESG dengan baik untuk meningkatkan perekonomian daerah, memberikan dampak positif bagi lingkungan dan daerah. Melalui RPJMD 2018-2023, Pemprov Jabar mendorong BUMD-nya untuk menjadi sustaimanle. Salah satu BUMD bernama PT Jasa Sarana yang merupakan induk perusahaan investasi yang bergerak di bidang pengelolaan infrastruktur akan menerapkan standar ESG. Namun demikian, ada beberapa tantangan yang dihadapi untuk menerapkan standar ESG, dan perlu percepatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tantangan yang dihadapi oleh PT Jasa Sarana dalam penerapan ESG, mendeskripsikan dan menganalisis penerapan standar ESG di PT Jasa Sarana dan beberapa perusahaan, serta merumuskan strategi terbaik untuk menerapkan dan mengintegrasikan standar ESG ke dalam bisnis menggunakan pendekatan manajemen perubahan. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa PT Jasa Sarana tertinggal dari perusahaan lain seperti PT MRT Jakarta, PT Pertamina, dan PT Jasa Marga dalam hal penerapan standar ESG. Ada 12 isu utama yang perlu diperbaiki oleh Jasa Sarana, khususnya dalam aspek lingkungan. 8 dari 12 isu utama, terdapat praktik-praktik yang dapat diterapkan oleh Jasa Sarana untuk meningkatkan indikator ESG. Selanjutnya diperlukan manajemen perubahan yang hebat dengan menggunakan 8 langkah percepatan perubahan oleh Kotter untuk dapat mempercepat implementasi ESG di PT Jasa Sarana. Selain itu, terdapat tantangan dan kendala yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh Jasa Sarana yang terkait dengan pendanaan, pola pikir, benturan kepentingan, laporan keberlanjutan, regulasi, dan pengetahuan tentang ESG. Selain itu, penulis merekomendasikan beberapa hal untuk meningkatkan standar ESG dan mempercepatnya, seperti membentuk gugus tugas ESG, menetapkan prioritas dalam menyelesaikan hambatan, membuat laporan keberlanjutan, melakukan penilaian ESG, mengembangkan skema pendanaan untuk ESG, dan melakukan perbaikan pada isu-isu kunci dengan indikator merah.