Air memegang peran utama dalam kehidupan sehari-hari manusia dan memiliki
berbagai macam kegunaan, seperti untuk kebutuhan agrikultur, rekreasi, industri
dan tentunya berperan dalam menjaga kesehatan manusia. Melihat peranan penting
dari air tersebut, pengelola Kota Baru Parahyangan membuat sebuah inovasi berupa
program hemat air untuk dapat menjaga kelesetarian air sehingga dapat
dimanfaatkan oleh generasi penerus dikemudian hari. Program tersebut sudah
berjalan dari tahun 2014. Kendati demikian, dalam keberjalanannya pengelola tidak
melakukan monitoring dan evaluasi sehingga pengelola tidak mengetahui
keberhasilan atau kegagalan program tersebut. Hasil analisa yang dilakukan
menunjukan bahwa tingkat konsumsi air per individu dari tahun 2018 – 2020 masih
berada dalam kategori tinggi dengan tingkat konsumsi air berada pada nilai 159,119
– 173,267 liter/orang/hari. Nilai tersebut masih lebih tinggi dengan standar nasional
SNI 03-7065-2005 yang menetapkan konsumsi air per individu per hari adalah
sebesar 120 liter/orang/hari sehingga program tersebut dikatakan gagal. Kemudian
akan dianalisa persepsi masyarkat yang menjadi salah satu faktor penentu dari
intensi yang dimiliki masyarakat sekitar dengan menggunakan metode Theory of
Planned Behavior. Bila melihat persepsi dari masyarakat Kota Baru Parahyangan
terkait dengan program hemat air, didapatkan hasil yang menunjukan bahwa
persepsi masyarkat cukup tinggi terhadap program hemat air. Hal ini dapat dilihat
dari nilai Attitude Toward Behavior (ATB), subjective norm (SN), dan perceived
behavioral control (PBC) dari masyarakat yang menyatakan persepsi masyarakat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai ATB berada pada rentang 4,59 – 4,79
yang berarti sangat setuju, nilai SN berada pada rentang 3,46 – 3,86 yang berarti
setuju, dan nilai PBC berada pada rentang 3,91 – 4,05 yang berarti setuju.
Kemudian ketiga nilai tersebut menghasilkan intensi dengan nilai 4,22 yang berarti
sangat setuju. Hasil penelitian juga menggambarkan hubungan antara persepsi
terhadap intensi masyarakat yang dianalisa menggunakan regresi linear berganda
dimana nilai koefisien korelasi menunjukan nilai 0,601 yang memiliki arti bahwa
hubungan antara 2 variabel tersebut kuat. Persepsi juga mempengaruhi intensi
sebesar 36,20%.