Sejak WHO menyatakan Covid-19 sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020, ada beberapa fenomena yang mempengaruhi sosial budaya dan perilaku konsumen. Yang pertama adalah kewajiban protokol kesehatan, termasuk menggunakan masker, dan yang kedua adalah social distancing yang menciptakan lockdown dan pembatasan aktivitas. Dua situasi ini menyebabkan peningkatan signifikan permintaan masker, sebagai salah satu APD wajib untuk mencegah penularan virus, melalui belanja online. Triple Nexguard Indonesia, sebagai salah satu produsen masker multinasional di Indonesia, mencari peluang pertumbuhan pasar yang besar dari kondisi tersebut. Di sisi lain, ada beberapa tantangan yang dihadapi Triple Nexguard Indonesia dalam menghadapi kondisi selama pandemi COVID-19 dan persaingan yang ketat, seperti alokasi dan prioritas produk dari pasokan pasar global, ketidakmampuan untuk memproduksi secara lokal dengan time-to-market yang dapat diterima, kebangkitan ahli pada pemasaran digital, dan berkembangnya produk masker bergaya. Tantangan-tantangan tersebut membuat Triple Nexguard Indonesia harus memikirkan kembali vis-à-vis positioning apa yang terbaik dalam persaingan merek-merek di segmen masker dan bagaimana mengatur dan menerapkan strategi pemasaran digital agar kompetitif dan mencerminkan positioning Triple Nexguard Indonesia di segmen masker. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Triple Nexguard memposisikan sebagai masker pelindung tertinggi yang memberikan jaminan kualitas dengan penyaringan kualitas yang canggih dan ekuitas merek yang kuat dengan paten organisasi medis internasional, dengan target pasar utama orang-orang yang sangat khawatir dan khawatir tentang masker mereka pada saat pandemi. Menurut penelitian ini, proyek strategi pemasaran digital Triple Nexguard Indonesia terbagi menjadi dua kegiatan besar yang dapat dilaksanakan secara paralel. Kegiatan pertama adalah strategi content marketing yang menekankan pada penguatan konten informasi produk untuk membangun brand awareness. Kemudian, strategi e-commerce yang berfokus pada proses transaksional. Kedua strategi tersebut berasal dari perilaku konsumen yang dapat memengaruhi jalur perjalanan pelanggan.
Perpustakaan Digital ITB