digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2025 SK PP Final Project_Muhamad Faqih Rahman_19220042
Terbatas Jufrizal Effendi, S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Pertumbuhan angka pemilik hewan peliharaan di Indonesia, khususnya di kawasan perkotaan seperti Bandung, telah menciptakan peluang baru bagi bisnis di sektor pet care. Namun, banyak perusahaan baru menghadapi kesulitan dalam menjangkau pasar sasaran mereka secara efektif melalui platform digital. Catalogy, sebuah platform pet care yang menawarkan berbagai produk serta layanan konsultasi dokter hewan secara online, saat ini mengandalkan Instagram sebagai saluran promosi utamanya. Meskipun demikian, strategi konten yang mereka terapkan belum mampu menghasilkan engagement yang cukup. Penelitian ini hadir untuk menjawab kesenjangan tersebut dengan merancang strategi konten Instagram yang terstruktur guna meningkatkan engagement Catalogy sekaligus memperkuat keberadaannya secara online. Penelitian ini menggunakan Social Media Marketing Strategic Framework yang dikemukakan oleh Tracy L. Tuten dan Michael R. Solomon, dengan fokus pada Social Publishing Zone. Zona ini menekankan pada penciptaan dan distribusi konten bermerek yang relevan, bernilai, serta menarik untuk menarik dan mempertahankan audiens yang dituju. Untuk mengoperasikan strategi ini, penelitian ini juga menggunakan kerangka SMART (Specific, Measurable, Attainable, Relevant, dan Time-bound) agar tujuan yang ditetapkan lebih terukur dan realistis. Hasil penelitian ini berupa rancangan strategi konten Instagram yang terdiri dari tujuh langkah: menetapkan tujuan konten, mengidentifikasi audiens sasaran, merencanakan tema, membuat konten, menjadwalkan dan mempublikasikan, memantau performa, serta menganalisis hasil. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif melalui penyebaran kuesioner online kepada pengikut Instagram Catalogy, baik yang sudah ada maupun calon pengikut potensial. Survei menghasilkan 205 respons valid yang menyediakan data mengenai demografi, pola penggunaan Instagram, preferensi format konten, minat tema, serta perilaku keterlibatan. Analisis dilakukan menggunakan statistik deskriptif dan distribusi frekuensi sederhana untuk menemukan tren utama serta wawasan yang dapat ditindaklanjuti. Temuan penelitian menunjukkan bahwa audiens utama Catalogy didominasi oleh kalangan dewasa muda berusia 18-34 tahun dengan proporsi perempuan yang sedikit lebih banyak. Sebagian besar responden merupakan mahasiswa atau karyawan swasta berpenghasilan rendah hingga menengah, yang tinggal di Bandung dan wilayah urban sekitarnya. Mayoritas responden adalah pemilik hewan peliharaan, khususnya kucing dan anjing, yang mengonfirmasi relevansi produk dan layanan Catalogy terhadap kebutuhan pasar. Dalam hal penggunaan vi Instagram, responden umumnya membuka platform 2-4 kali per hari, dengan rata-rata durasi 10-30 menit per sesi, terutama pada waktu istirahat siang dan malam hari. Dari sisi preferensi konten, responden lebih menyukai format singkat dan visual seperti Reels dan Stories, disusul oleh carousel foto. Tema yang paling populer mencakup konten hiburan, edukasi, serta promosi atau diskon. Pada tingkat topik, responden menunjukkan minat tertinggi pada meme hewan lucu, tips dan trik perawatan hewan, informasi produk dan layanan, testimoni pelanggan, serta fakta unik tentang hewan. Temuan ini mengindikasikan bahwa audiens lebih menyukai konten yang relevan, menarik secara visual, mudah dikonsumsi dalam waktu singkat, serta mendorong interaksi berupa likes, komentar, simpan, dan bagikan. Berdasarkan wawasan tersebut, strategi konten Instagram yang diusulkan untuk Catalogy menekankan pada posting singkat, informatif, dan menghibur yang dipublikasikan secara konsisten pada jam-jam puncak, dilengkapi dengan ajakan bertindak (CTA) yang jelas serta interaksi aktif dengan audiens. Dengan memprioritaskan metrik engagement, seperti likes, komentar, shares, dan reach, Catalogy dapat membangun kepercayaan serta meningkatkan kesadaran merek sebagai landasan untuk pertumbuhan jangka panjang dalam layanan konsultasi maupun penjualan produk. Implikasi bisnis dari penelitian ini menunjukkan peluang bagi Catalogy untuk mengoptimalkan sumber daya pemasaran yang terbatas, sekaligus memposisikan dirinya sebagai mitra digital tepercaya bagi pemilik hewan peliharaan muda di Bandung. Dalam jangka panjang, penerapan strategi ini secara konsisten berpotensi memperluas jangkauan Catalogy di pasar pet care digital Indonesia yang terus berkembang. Selain itu, penelitian ini juga memberikan pembelajaran yang lebih luas bagi UKM dan startup digital marketing, dengan menegaskan bahwa kerangka strategi terstruktur dapat diadaptasi secara efektif untuk meningkatkan engagement dalam industri dengan target pasar spesifik. Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu hanya sebatas pada tahap perancangan strategi dan belum mencakup implementasi maupun pengukuran pasca kampanye. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menguji strategi ini dalam kondisi nyata, mengevaluasi kinerja berdasarkan metrik engagement maupun konversi, serta mengeksplorasi optimalisasi lebih lanjut melalui A/B testing, promosi berbayar, maupun integrasi lintas platform.