Andrographis paniculata Ness. (sambiloto) adalah salah satu tanaman obat yang tumbuh baik di Indonesia. Sambiloto telah banyak digunakan sebagai tanaman obat untuk mengobati berbagai penyakit. Salah satu senyawa yang aktif secara farmakologi dalam sambiloto adalah andrografolida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi pembanding andrografolida dan menentukan jumlah andrografolida terdisolusi dari keempat sampel dalam media disolusi. Pembanding andrografolida diisolasi dari simplisia herba sambiloto. Ekstraksi simplisia dilakukan dengan alat Soxhlet dengan pelarut aseton. Ekstrak kental dipantau dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan sistem pengembang kloroform-etanol (8,5 : 1,5) dan penampak bercak vanilin sulfat. Karakterisasi isolat menggunakan KLT UV254 dengan penampak bercak vanilin sulfat dan penetapan X„,„Ics isolat menggunakan Spektrofotometri UV-sinar tampak. Sampel untuk uji disolusi berupa serbuk simplisia, ekstrak kering etanol, ekstrak air kering basil freeze dry, serta ekstrak air hasil rebusan serbuk simplisia herba sambiloto. Alat uji disolusi yang digunakan adalah Hanson SR8-PLUS tipe dayung. Media disolusi yang digunakan adalah HCI 0,1 N pH 1,2 dan dapar fosfat pH 6,8 dengan volume 900 mL. Kecepatan dayung yang digunakan adalah 50 rpm. Waktu pengujian dilakukan selama 1 jam dengan titik pengambilan sampel pada menit ke-10, 20, 40, dan 60. Penetapan kadar andrografolida dalam sampel dilakukan dengan alat KCKT menggunakan fase gerak metanol — air (elusi gradien). Kurva kalibrasi untuk penentuan kadar andrografolida dalam sampel dibuat dengan mengukur larutan pembanding andrografolida dalam 5 konsentrasi berbeda. Simplisia, ekstrak air, dan ekstrak etanol simplisia herba sambiloto mengandung golongan senyawa kimia yang meliputi flavonoid, fenol, dan steroid/triterpenoid. Karakterisasi isolat dengan Spektrofotometri UV-Vis menunjukkan X maksimum isolat pada 223 nm. Persen terdisolusi andrografolida dalam media HCI 0,1 N pH 1,2 pada masing-masing sampel adalah (a) simplisia 9,46; 12,70; 23,01; 31,80 (b) ekstrak air rebusan 4,10; 4,80; 6,72; 6,72 (c) ekstrak air kering 2,20; 4,04; 4,41; 4,58 (d) ekstrak etanol kering 1,89; 2,19; 2,52; 4,03. Persen terdisolusi andrografolida dalam media dapar fosfat pH 6,8 pada masing-masing sampel adalah (a) simplisia 4,54; 6,39; 8,66; 9,85 (b) ekstrak air rebusan 3,82; 4,22; 3,81; 5,05 (c) ekstrak air kering 1,86; 2,06; 2,33; 2,47 (d) ekstrak etanol kering : kadar andrografolida sangat kecil sehingga tidak dapat ditentukan dengan persamaan kurva kalibrasi. Kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol dari simplisia herba sambiloto berturut-turut adalah 23 % dan 10 %. Jumlah andrografolida terdisolusi dari serbuk simplisia lebih besar dibandingkan rebusan, ekstrak air kering, dan ekstrak etanol kering (dalam media HCl 0,1 N pH 1,2 dan dapar fosfat pH 6,8). Persen terisolusi andrografolida pada media pH 1,2 (lambung) lebih baik dibanding pada pH 6,8 (usus).
Perpustakaan Digital ITB