digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kilang LNG Badak di Bontang Kalimantan Timur Indonesia telah beroperasi sejak tahun 1974. Dengan mengoperasikan kilang LNG dengan usia 47 tahun dan teknologi yang digunakan dalam pencairan gas alam relaif ketinggalan jaman akan mengakibatkan penurunan performa dan efisiensi yang pada akhirnya mengakibatkan kilang LNG Badak menjadi tidak kompetitif dalam persaingan antar kilang LNG Global. Hasil benchmarking operational performance review yang dilakukan oleh PTAI pada tahun 2018, diperoleh fakta bahwa persentase energy usage yang digunakan untuk aktivitas produksi LNG di kilang LNG Badak adalah 12,0%, sedangkan energy usage kilang LNG global yang tergolong dalam age peer group yang memiliki usia yang relatif sama dengan kilang LNG Badak adalah 9,1%. Untuk mengejar gap efisiensi energy usage, kilang LNG Badak menerapkan energy management system, engineering study telah dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pada beberapa sistem. Mempertimbangkan operational kilang LNG Badak, maka improvement yang akan dilakukan pada lighting systems yang memenuhi kriteria investment cost rendah namun memberikan nilai return on investment tinggi dan pay-back period singkat. Dengan menggunakan current reality tree (CRT) dan interview dengan key stakeholder, penyebab utama terjadinya inefficiensi pada lighting systems adalah tidak adanya update pada lighting systems specification. Menggunakan analytical hierarchy process (AHP), alternatif solusi terbaik untuk menurunkan konsumsi energi pada lighting systems adalah retofit ke LED bulb dan instal occupancy sensor. Alternatif tersebut akan memberikan dampak penurunan konsumsi energi sebesar 6,924 MW/tahun atau setara dengan penghematan USD 1.315.599/tahun. Serta total energy usage turun menjadi 0,52%.