Kilang LNG Badak di Bontang Kalimantan Timur Indonesia telah beroperasi sejak
tahun 1974. Dengan mengoperasikan kilang LNG dengan usia 47 tahun dan
teknologi yang digunakan dalam pencairan gas alam relaif ketinggalan jaman akan
mengakibatkan penurunan performa dan efisiensi yang pada akhirnya
mengakibatkan kilang LNG Badak menjadi tidak kompetitif dalam persaingan
antar kilang LNG Global.
Hasil benchmarking operational performance review yang dilakukan oleh PTAI
pada tahun 2018, diperoleh fakta bahwa persentase energy usage yang digunakan
untuk aktivitas produksi LNG di kilang LNG Badak adalah 12,0%, sedangkan
energy usage kilang LNG global yang tergolong dalam age peer group yang
memiliki usia yang relatif sama dengan kilang LNG Badak adalah 9,1%.
Untuk mengejar gap efisiensi energy usage, kilang LNG Badak menerapkan energy
management system, engineering study telah dilakukan untuk meningkatkan
efisiensi pada beberapa sistem. Mempertimbangkan operational kilang LNG
Badak, maka improvement yang akan dilakukan pada lighting systems yang
memenuhi kriteria investment cost rendah namun memberikan nilai return on
investment tinggi dan pay-back period singkat.
Dengan menggunakan current reality tree (CRT) dan interview dengan key
stakeholder, penyebab utama terjadinya inefficiensi pada lighting systems adalah
tidak adanya update pada lighting systems specification. Menggunakan analytical
hierarchy process (AHP), alternatif solusi terbaik untuk menurunkan konsumsi
energi pada lighting systems adalah retofit ke LED bulb dan instal occupancy
sensor. Alternatif tersebut akan memberikan dampak penurunan konsumsi energi
sebesar 6,924 MW/tahun atau setara dengan penghematan USD 1.315.599/tahun.
Serta total energy usage turun menjadi 0,52%.
Perpustakaan Digital ITB