digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular dengan prevalensi yang tinggi pada wanita dan pria termasuk pada wanita hamil. Penanganan hipertensi dapat dilakukan dengan obat-obatan konvensional maupun obat dari bahan alam. Ekstrak etanol umbi lapis kucai telah diketahui dapat menurunkan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati efek vasodilator ekstrak etanol kucai pada kelinci New Zealand dan efek teratogeniknya pada tikus Wistar. Kelinci dibagi menjadi tiga kelompok masing-masing diberikan ISDN 0,91 mg/kg bb, ekstrak etanol kucai 50,67 mg/kg bb, dan kontrol negatif. Vasodilatasi diukur pada pembuluh darah telinga kelinci dengan menggunakan jangka sorong. Pemberian zat dilakukan selama 7 hari, lalu dilatasi diukur pada menit ke-0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90 setelah pemberian di hari ke-7. Uji teratogenik dilakukan pada 5 kelompok tikus yang masing-masing diberikan trimetoprim 360 mg/kg bb, ekstrak etanol kucai 100 mg/kg bb, 500 mg/kg bb, 1000 mg/kg bb, dan kontrol negatif. Pemberian zat uji dan pembanding dilakukan pada hari ke-6 sampai ke-15 kehamilan. Laparaktomi dilakukan pada hari ke-20 kehamilan untuk mengambil janin. Evaluasi dilakukan terhadap organ dan rangka serta bobot badan janin. ISDN memberikan efek vasodilatasi pada rata- rata pembuluh darah yang bermakna dibandingkan terhadap kontrol negatif pada menit ke¬0, 30, 40 serta pada diameter pembuluh darah kecil pada menit ke-0, 10, dan 30. Ekstrak etanol kucai memberikan perbedaan bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif pada diameter rata-rata pembuluh darah menit ke-20 dan 30 serta pada diameter rata-rata pembuluh darah kecil pada menit ke-20 dan 70. Hasil uji teratogenik menunjukkan terdapat janin tidak tumbuh pada kelompok trimetoprim (80%), ekstrak 500 mg/kg (1%), dan 1000 mg/kg (3,4%). Rata-rata bobot badan janin masing-masing kelompok adalah kelompok trimetoprim 1,90 ± 0,21 gram, kelompok kontrol negatif 3,99 ± 0,47 gram, kelompok ekstrak 100 mg/kg 3,91 ± 0,30 gram, kelompok ekstrak 500 mg/kg 3,81 ± 0,40 gram, dan kelompok ekstrak 1000 mg/kg 3,55 ± 0,46 gram. Hasil evaluasi rangka menunjukkan tidak terdapat kelainan rangka pada kelompok kontrol negatif dan semua kelompok ekstrak uji tetapi terdapat kelainan vertebra dan rusuk pada kelompok trimetoprim vertebra serviks 57,1%, vertebra toraks 85,7%, vertebra sakral 14,3%, dan tulang rusuk 85,7%. Terdapat kelainan organ pada kelompok trimetoprim yaitu pada rahang atas, rongga kepala, dan ginjal sebesar 60, 100, dan 20%. Kelainan rongga kepala juga ditemukan pada kelompok kontrol negatif, kelompok ekstrak kucai 100 mg/kg, 500 mg/kg, dan 1000 mg/kg sebesar 32,6; 52,3; 68,8; dan 42,5%. Selain itu pada janin dari kelompok ekstrak 500 mg/kg juga terdapat kelainan pada rahang atas 2,1%, hidung 2,1%, dan mata 2,1%. Ekstrak etanol kucai dengan dosis 50,67 mg/kg bb kelinci dapat melebarkan pembuluh darah telinga kelinci. Ekstrak etanol kucai dengan dosis 100, 500, dan 1000 mg/kg tidak memiliki efek teratogenik seperti yang ditimbulkan oleh trimetoprim dosis 360 mg/kg tetapi diduga memiliki kecenderungan untukAnenimbulkan kelainan pada rongga kepala.