digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gedung rumah sakit merupakan bangunan dengan risiko tinggi jika mengalami kegagalan. Oleh karena itu perlu adanya regulasi terkait bangunan tahan gempa mengingat Indonesia termasuk wilayah yang rawan terjadi gempa sebagaimana diatur dalam SNI 1726. Akan tetapi, SNI gempa mengalami beberapa kali pembaruan sehingga menuntut evaluasi kinerja struktur yang didesain dengan peraturan lama agar tetap memenuhi target kinerja sesuai peraturan yang terbaru. Evaluasi kinerja seismik bangunan eksisting di Indonesia semakin penting mengingat kerentanan struktur lama terhadap gempa, terutama yang memiliki ketidakberaturan sehingga memperketat batasan untuk evaluasi kinerja struktur eksisting. Penelitian ini menganalisis kinerja seismik gedung rumah sakit (kategori risiko IV) lima lantai dengan basement, yang didesain berdasarkan SNI 1726:2002 dan memiliki ketidakberaturan torsi (horizontal 1b) serta sudut dalam, dengan evaluasi kinerja mengacu pada ASCE 41-17. Hasil evaluasi bangunan eksisting adalah kurangnya kekakuan yang dimiliki oleh struktur sehingga simpangan antar tingkat melampaui batasan sedangkan untuk level elemen memenuhi secara keseluruhan. Retrofit dilakukan dengan penambahan dinding geser sehingga kekakuan lantai meningkat signifikan, kapasitas story shear naik sebesar 12–40%, periode fundamental struktur memendek, dan base shear meningkat cukup signifikan pada kedua arah, sementara massa bangunan hanya bertambah 5,27%. Analisis respons struktur dilakukan menggunakan ETABS dengan metode Non-Linear Time History Analysis (NLTHA) terhadap 11 pasang gempa yang telah diskalakan menggunakan spectral matching bidirectional RotD100. Kriteria global dievaluasi berdasarkan interstory drift, sedangkan kriteria lokal menggunakan sendi plastis dan Demand Capacity Ratio (DCR). Hasil menunjukkan struktur eksisting memenuhi persyaratan kekuatan (DCR ? 1,0) dan sendi plastis masih berada di bawah batas izin, namun simpangan antar tingkat melampaui batas yang diizinkan sehingga mengindikasikan kekakuan lateral yang tidak memadai. Setelah retrofit, interstory drift menurun secara signifikan dan memenuhi acceptance criteria untuk BSE-1E (Immediate Occupancy) dan BSE-2E (Life Safety), dengan DCR dan sendi plastis pasca retrofit tetap berada dalam batas aman.