Allopurinol adalah obat yang digunakan dalam pengobatan hiperurisemia dan asam urat kronis. Senyawa ini sangat sukar larut dalam air namun mem iliki laju penetrasi yang bail: dalam membran biologis, sehingga laju disolusi menjadi salah sate faktor pembatas dalam proses absorpsi dan bioavailabiiitas sediaan yang diherikan secara oral. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan laju disolusi allopurinol dengan cara pembuatan dispersi padat dalam pembawa PEG 4000, manitol dan Avicel PH 101. Dispersi padat dibuat dalam perbandingan massa 1:1 dan 1:2 masing-masing dengan metode penguapan pelarut untuk pembawa Avicel PH 101 dan manitol. Metode pembuatan pasta (kneading) dan pencampuran suspensi allopurinol juga digunakan untuk pembawa Avicel PH 101. Metode pelelehan digunakan untuk pembawa PEG 4000. Uji disolusi dilakukan terhadap allopurinol, campuran fisik dan dispersi padat dalam media HCI 0,1 N pH 1,2; menggunakan alat tipe 2 dengan kecepatan 75 rpm. Kelarutan allopurinol, campuran fisik dan dispersi padat ditentukan dalam media air dengan alat pengaduk orbital, pada kecepatan 100 rpm dan suhu 37°C. Morfologi dispersi padat dilihat dengan Scanning Electron Microscopy (SEM) dan interaksi antara allopurinol dan pembawa diidentifikasi dengan alat spektrofotonneterfaurier transform infrared (FTIR). Selanjutnya dibuat tablet dari formula yang memberikan peningkatan laju disolusi terbaik. Pemhuatan dispersi padat dengan metode penguapan pelarut untuk pembawa Avicel PH 101(A LD 1:2) dapat meningkatkan laju disolusi allopurinol namun tidak efisien karena untuk melarutkan 1 gr allopurinol dibutuhkan 3,3 L etanol. Sedangkan pembuatan dengan cara kneading tidak menunjukkan peningkatan disolusi allopurinol yang signifikan. Dispersi padat allopurinol dengan Avicel PH 101 1:2 (A TD 1:2) yang dibuat dengan metode suspensi dan PEG 4000 1:2 (P DP 1:2) memberikan peningkatan laju disolusi yang berbeda signilikan dengan allopurinol murni dan campuran fisiknya. Jurnlah zat terdisolusi pada allopurinol murni, A TD 1:2 dan P DP 1:2 berturut-turut sebesar 43,19 + 1,44%, 71,51 ± 8,78% dan 94,53 ± 039% selama 5 menit pengujian. Dispersi padat dengan manitol tidak menunjukkan perbedaan laju disolusi dengan campuran fisiknya. Spektrum FTIR tidak menunjukkan terjadinya interaksi antara eksipien dan allopurinol dalam dispersi padat. Hashl mikrofotograf dengan SEM menunjukkan allopurinol teradsorpsi di permukaan pembawa Avicel dan ukuran partikelnya berkurang. Tablet dispersi padat A TD 1:2 dibuat dengan teknik kempa langsung. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna dari laju disolusi allopurinol pada dispersi padat A TD 1:2 setelah dicetak menjadi tablet dibandingkan dengan tablet campuran fisiknya.
Perpustakaan Digital ITB