Tekstil adalah suatu bahan dari serat yang diolah menjadi berupa kain atau benang sebagai bahan
baku untuk merancang baju, busana dan produk lainnya. PT. Gucci Ratu Textile (Guccitex)
merupakan salah satu industi tekstil yang memiliki spesialisasi dalam memproduksi jenis kain
celup (dyeing) dan cetak (printing). Proses produksi tekstil dapat berpotensi mencemari
lingkungan seperti limbah cair dan emisi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi
potensi dampak lingkungan yang dihasilkan dari setiap unit proses produksi dari kegiatan proses
produksi tekstil di PT. Guccitex. Berdasarkan ISO 14040:2006, Life Cycle Assessment (LCA)
adalah metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak lingkungan di suatu kegiatan
atau proses. Evaluasi tersebut dilakukan dengan tujuan dapat mengetahui besaran dampak
lingkungan yang dihasilkan dari kegiatan proses produksi di PT. Guccitex. Boundary kajian LCA
pada studi ini menggunakan konsep “gate-to-gate” yang meliputi tahapan pembelian benang
hingga tahapan proses produksi dengan unit fungsional 1 killogram (kg) dari masing-masing
produk tekstil yang dihasilkan. Kategori dampak yang akan ditinjau pada penelitian ini diantaranya
adalah Global Warming Potential (GWP), Eutrophication Potential (EP), Acidification Potential
(AP) dan Human Toxicity Potential (HTP). Potensi dampak lingkungan dari produk kain celup
menggunakan metode CML-IA baseline adalah pemanasan global (GWP) sebesar 6.155 x 10-3
kg
CO2-eq, asidifikasi (AP) sebesar 5.969 x 10-5
kg SO2-eq, eutrofikasi (EP) sebesar 4.142 x 10-5
kg
PO3
4—eq dan toksisitas terhadap manusia (HTP) sebesar 4.289 x 10-5 kg 1,4 db – eq. Sedangkan
untuk dampak lingkungan terhadap produk kain cetak adalah pemanasan global (GWP) sebesar
6.163 x 10-3
kg CO2-eq, asidifikasi (AP) sebesar 6.409 x 10-5
kg SO2-eq, eutrofikasi (EP) sebesar
4.250 x 10-5
kg PO3
4—eq dan toksisitas terhadap manusia (HTP) sebesar 5.284 x 10-5
kg 1,4 db –
eq. Potensi dampak terbesar berdasarkan hasil normalisasi terhadap produk kain celup dan kain
cetak terdapat pada kategori dampak asidifikasi (AP) dengan rata-rata nilai pada kedua objek
penelitian adalah 7.791135E-14 Pt. Hasil interpretasi kajian LCA menunjukkan bahwa tahapan
yang memberikan kontribusi dampak terbesar terdapat pada tahapan proses produksi dari segi
penggunaan boiler dengan bahan bakar batu bara, dimana parameter pencemar terbesar yaitu SO2.
Berdasarkan hasil analisis perbaikan, rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan dalam
mereduksi dampak asidifikasi yaitu penggunaan teknologi FDG atau Flue Gas Desulphurization
dan injeksi batu kapur (limestone).