Laporan TA_Aristina Marzaningrum final1.pdf
]
PUBLIC Open In Flipbook Garnida Hikmah Kusumawardana
Masker direkomendasikan untuk digunakan sebagai pelindung manusia dari
sebaran SARS-CoV-2 yang menyebar melalui droplet atau titik air berisi virus dari
batuk dan bersin serta dapat bertahan di udara setelah keluar dari tubuh. Dengan
laju penyebaran COVID-19 yang tidak kunjung turun serta demand masker medis
yang tinggi juga dapat mengakibatkan peningkatan timbulan limbah masker medis
tidak hanya di fasilitas kesehatan tetapi juga pada rumah tangga. Sebagai pusat
bisnis, politik, ekonomi, dan kebudayaan, DKI Jakarta merupakan tempat
berdirinya kantor-kantor pusat Badan Usaha Milik Negara, swasta, dan perusahaan
asing sehingga aktivitas di provinsi ini harus terus berjalan secara fisik, salah
satunya Kota Administrasi Jakarta Selatan. Dengan melakukan penyebaran sampel
stratified random sampling dan cluster sampling, penelitian ini kemudian diolah
menggunakan Microsoft Excel dan Statistical Package for The Social Sciences
(SPSS), dengan menggunakan metode analisis statistika deskriptif dan inferensia.
Dalam penelitian ini didapatakan bahwa, berdasarkan 612 responden yang
menggunakan masker, jenis masker yang dipilih adalah 56.2% masker medis,
34,6% masker kain, 22,02% masker respirator, dan 3,14% memilih faceshield.
Adapun timbulan rata-rata masker medis adalah 7,403 – 18,509
gram/pemakaian/orang, sementara timbulan rata-rata masker respirator adalah
14,57 – 29,14 gram/pemakaian/orang. Terdapat pula perbedaan timbulan antara
perempuan dan laki-laki yaitu perempuan lebih besar menghasilkan timbulan.
Pengelolaan limbah masker di Kota Administrasi Jakarta Selatan pada dasarnya
sudah memiliki acuan serta regulasi yang baik, tetapi implementasi di lapangan
yang tidak konsisten serta pengetahuan masyarakat yang minim mengakibatkan
regulasi dan ketentuan yang ada tidak berjalan seperti yang seharusnya.
Perpustakaan Digital ITB