digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Masker direkomendasikan untuk digunakan sebagai pelindung manusia dari sebaran SARS-CoV-2 yang menyebar melalui droplet atau titik air berisi virus dari batuk dan bersin serta dapat bertahan di udara setelah keluar dari tubuh. Dengan laju penyebaran COVID-19 yang tidak kunjung turun serta demand masker medis yang tinggi juga dapat mengakibatkan peningkatan timbulan limbah masker medis tidak hanya di fasilitas kesehatan tetapi juga pada rumah tangga. Sebagai pusat bisnis, politik, ekonomi, dan kebudayaan, DKI Jakarta merupakan tempat berdirinya kantor-kantor pusat Badan Usaha Milik Negara, swasta, dan perusahaan asing sehingga aktivitas di provinsi ini harus terus berjalan secara fisik, salah satunya Kota Administrasi Jakarta Selatan. Dengan melakukan penyebaran sampel stratified random sampling dan cluster sampling, penelitian ini kemudian diolah menggunakan Microsoft Excel dan Statistical Package for The Social Sciences (SPSS), dengan menggunakan metode analisis statistika deskriptif dan inferensia. Dalam penelitian ini didapatakan bahwa, berdasarkan 612 responden yang menggunakan masker, jenis masker yang dipilih adalah 56.2% masker medis, 34,6% masker kain, 22,02% masker respirator, dan 3,14% memilih faceshield. Adapun timbulan rata-rata masker medis adalah 7,403 – 18,509 gram/pemakaian/orang, sementara timbulan rata-rata masker respirator adalah 14,57 – 29,14 gram/pemakaian/orang. Terdapat pula perbedaan timbulan antara perempuan dan laki-laki yaitu perempuan lebih besar menghasilkan timbulan. Pengelolaan limbah masker di Kota Administrasi Jakarta Selatan pada dasarnya sudah memiliki acuan serta regulasi yang baik, tetapi implementasi di lapangan yang tidak konsisten serta pengetahuan masyarakat yang minim mengakibatkan regulasi dan ketentuan yang ada tidak berjalan seperti yang seharusnya.