2022_TS_PP_Irvanida Syazwaniyya Maudya Ihsani_1-Abstrak.pdf)u
PUBLIC Open In Flipbook Yose Ali Rahman
Indika Energy merupakan perusahaan perdagangan batubara yang rentan terhadap
volatilitas harga batubara sebab menjadi pendorong utama pendapatan Indika
Energy. Berdasarkan laporan tahunan, Indika Energy mengalami penurunan laba
inti dalam dua tahun terakhir dimana potensi penurunan pendapatan akibat
volatilitas harga jual batubara dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajibannya. Sehingga, menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan
untuk menghadapi volatilitas harga batu bara. Pada 6 Oktober 2021, Indika Energy
menyelesaikan proses akuisisi Nusantara Resources sebagai perusahaan tambang
emas yang terdaftar di Australian Stock Exchange (ASX). Sebuah inisiatif
perbaikan dilakukan oleh Indika Energy dalam bentuk akuisisi Nusantara
Resources karena diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas perusahaan dengan
melakukan diversifikasi portofolio melalui investasi di industri non-batubara.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis eksternal dan internal
untuk kedua perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan melakukan valuasi sinergi
dan valuasi saham dengan menggunakan Discounted Cash Flow - Free Cash Flow
to Firm dengan pendekatan Capital Asset Pricing Model untuk mendapatkan nilai
sinergi dan nilai saham Indika Energy setelah proses akuisisi.
Dari hasil perhitungan, NPV Merger to Acquirer adalah $ 911.710.366, dengan nilai
sinergi sebesar $ 245.844.576 dan premi akuisisi sebesar $ -665.865.790. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa akuisisi Nusantara Resources menjadi investasi
yang baik bagi Indika Energy. Selain itu, Indika Energy mendapatkan financial
synergies dari akuisisi ini dikarenakan menurunnya cost of capital yang dari semula
13,41% menjadi 11,77%. Dari sisi valuasi saham, nilai intrinsik harga saham Indika
Energy setelah akuisisi Nusantara Resources menggunakan Discounted Cash Flow
- Free Cash Flow to Firm adalah $ 0,241 atau setara dengan Rp. 3.438, dengan
memperhitungkan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar sebesar Rp. 14.250.
Namun, per 24 Desember 2021, harga saham saat ini adalah hanya $ 0,11 atau Rp.
1.525 sehingga memiliki potensi untuk meningkat sebesar 119,35%. Dengan
demikian, investor bisa membeli saham ini karena dinilai undervalued.
Perpustakaan Digital ITB