digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kelvin Putra
PUBLIC Irwan Sofiyan

Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan sektor pertanian menggunakan padi sebagai komoditas utama pangan di Indonesia. Pada lahan sawah padi dihasilkan setidaknya 1-1,5 kg jerami padi untuk setiap 1 kg padi yang dipanen sehingga jerami padi merupakan limbah utama yang dihasilkan dari sawah. Valorisasi jerami padi yang dihasilkan dari sawah dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi dari jerami sekaligus memecahkan dampak lingkungan yang dapat muncul. Pada penelitian ini, jerami padi merupakan material yang memiliki kandungan lignoselulosa yang tinggi dan dengan penambahan dedak menjadikan campuran tersebut sebagai substrat yang baik untuk pertumbuhan jamur kancing (Agaricus bisporus) yang merupakan sumber pangan yang memiliki nutrisi yang sangat baik. Penelitian dimulai dengan menambahkan pupuk TSP dan mengatur komposisi dedak (w/w) sebanyak 10%, 20%, dan 30% pada substrat jerami padi. Konsorsium Lactobacillus plantarum dan Aspergillus niger dengan perbandingan 1:2 (w/w) kemudian ditambahkan pada campuran untuk memulai proses fermentasi substrat selama 10 hari. Fermentasi substrat dilakukan untuk mendegradasi kandungan lignoselulosa sehingga nutrisi yang terdapat pada substrat dapat lebih mudah diakses. Campuran jerami padi dan dedak kemudian ditambahkan spawn jamur Agaricus bisporus sebanyak 5 gram untuk memulai tahap inokulasi miselium jamur yang berlangsung selama 14 hari. Setelah miselium menutupi seluruh permukaan substrat, casing dilakukan dengan menambahkan tanah coco peat pada substrat dengan tebal ±3 cm untuk merangsang pembentukan buah jamur. Pada penelitian ini diperoleh laju pertumbuhan miselium tertinggi pada variasi penambahan dedak sebanyak 20% dengan nilai 0,399 mm2 h-1. Campuran substrat pada variasi tersebut mengandung 43,56±1,06% komponen yang larut dalam air, kadar hemiselulosa sebesar 21,69±0,03%, kadar selulosa sebanyak 11,75±0,42%, kadar lignin sebanyak 9,76±0,19%, dan kadar abu sebanyak 13,21±1,65%. Pada variasi tersebut perolehan jamur kancing tertinggi diprediksi menggunakan bantuan perangkat lunak Python© sebesar 166,9 gr/kg substrat. Dari analisis statistik berdasarkan p-value (p>0,05), proses fermentasi menggunakan konsorsium Lactobacillus plantarum dan Aspergillus niger memberikan pengaruh nyata terhadap kadar lignoselulosa.