digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam khsususnya sektor perikanan. Sektor perikanan di Indonesia merupakan salah satu sektor bisnis yang sangat menarik bagi para pengusaha. Hal tersebut terbukti dnegan jumlah unit pengolahan ikan di Indonesia yang ditemukan kurang lebih 62.000-unit yang tersebar di seluruh Indonesia. Salah satu unit pengolahan ikan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah PT XYZ. PT XYZ memulai operasi komersialnya pada tahun 2018 dan bergerak di bidang industri pengolahan dan perdagangan hasil perikanan yang dijual ke luar negeri. Pada tahun 2020, volume ekspor perusahaan mengalami penurunan sebesar 10,41% akibat pandemi yang melanda seluruh dunia. Dengan melihat besarnya potensi pasar produk perikanan di Indonesia, PT XYZ mencoba mengadaptasi model binis B2C dengan memanfaatkan e-commerce sebagai platform penjualan produk mereka. Dengan mengingat hal tersebut di atas, maka dilakukan analisis ekternal dan internal. Analisis eksternal dilakukan dengan analisis PEST, Porter Five Forces, dan Competitor Analysis, sedangkan analisis internal dilakukan dengan bauran pemasaran, analisis rantai nilai, dan analisis VRIN. Setelah memperoleh hasil dari analisis eksternal dan internal, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis SWOT untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan. Menjual produk yang berkualitas dan aman dikonsumsi dengan harga kompetitif merupakan keunggulan yang dimiliki oleh PT XYZ. Berdasarkan hasil analisis SWOT, dilakukan formulasi strategi dengan menggunakan TOWS matrix yang diharapkan dapat menghasilkan strategi yang optimal bagi perusahaan. Berdasarkan TOWS matrix yang telah dilakukan, strategi terbaik bagi perusahaan adalah strategi mini-maxi karena perusahaan perlu mengatasi kekurangan yang dimiliki saat ini sembari memaksimalkan kesempatan yang ada. Strategi yang dapat diimplementasikan yaitu membangun gudang untuk memastikan ketersediaan stok. Kedua, perlu melakukan riset terkait produk yang dibutuhkan oleh pelanggan di e-commerce. Ketiga, perusahaan perlu menambah karyawan atau divisi baru yang akan menangani seluruh transaksi di e-commerce. Terakhir, perusahaan perlu menciptakan proposisi nilai yang unik dalam bentuk iklan yang edukatif dan interaktif.