digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perkembangan teknologi menjadi faktor utama meningkatnya transaksi digital di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini menyebabkan tingginya penggunaan teknologi hingga ke tingkat individu dan bergesernya perilaku konsumen. Selain itu, peristiwa Covid-19 yang berubah menjadi pandemik di tahun 2020 juga mempercepat perubahan perilaku konsumen dari transaksi offline ke transaksi online. Hal ini juga didukung oleh jumlah populasi di Indonesia dimana mayoritas penduduknya adalah golongan usia produktif yang merupakan melek teknologi. Kondisi tersebut menjadikan tantangan sekaligus peluang bagi sebagian besar industri termasuk industri perbankan untuk merubah model bisnisnya melalui perbankan digital guna meningkatkan jumlah pelanggan. Disisi lain, rendahnya pangsa pasar aset bank syariah menjadi tantangan tersendiri untuk meningkatkan aset yang didominasi oleh dana pihak ketiga melalui digitalisasi. Bank Syariah Indonesia (BSI) yang merupakan salah satu perbankan syariah nasional juga melakukan digitalisasi untuk memenuhi kebutuhan transaksi finansial melalui mobile banking. Meskipun demikian, pembukaan rekening online (Burekol) melalui aplikasi mobile banking masih tergolong rendah dibandingkan para kompetitor dan terhadap total pembukaan rekening. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif solusi bisnis yang dapat diimplementasikan perusahaan atas permasalahan yang dihadapi. Penelitian ini melakukan kerangka konseptual terlebih dahulu untuk membentuk kerangka dasar atas faktor-faktor penting bagi konsumen dalam niat penggunaan. Setelah itu, peneliti membuat kerangka riset untuk mendapatkan akar masalah atas permasalahan-permasalahan yang muncul dari faktor internal dan faktor eksternal. Analisis faktor eksternal dalam penelitian ini menggunakan analisis PEST, analisis industri, analisis kompetitor dan analisis pelanggan. Analisis pelanggan dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor penting bagi konsumen dalam menentukan niat perilaku untuk mengadopsi BSI mobile. Model yang digunakan untuk memeriksa faktor-faktor analisis pelanggan dalam studi ini menggunakan konstruk-konstruk dalam teori ekstensi unified technology acceptance user technology (UTAUT) yaitu UTAUT 2. Pada penelitian ini, nilai yang dirasakan merupakan konstruk untuk nilai non-moneter dari nilai harga. Kredibilitas yang dirasakan juga ditambahkan untuk memprediksi niat perilaku. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang melibatkan 305 responden sebagai sampling lintas generasi di Indonesia. Peneliti menggunakan Structure Equation Method (SEM) dan software smartPls 3.0 untuk menganalisis data. Peneliti menemukan bahwa kredibilitas yang dirasakan merupakan prediktor terkuat dalam niat perilaku individu untuk mengadopsi mobile banking. Selain itu, harapan kinerja, harapan usaha, kondisi yang memfasilitasi, kebiasaan dan nilai yang dirasakan juga menjadi prediktor yang signifikan dalam niat perilaku konsumen. Sedangkan faktor pengaruh sosial dan motivasi hedonis tidak memiliki hubungan yang signifikan dalam niat perilaku konsumen. Adapun internal analisis meliputi STP, Bauran Pemasaran 7P, Sumber daya and Kemampuan, serta kerangka VRIO. Langkah selanjutnya adalah melakukan Analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan internal, serta peluang dan ancaman eksternal perusahaan. Kemudian, peneliti melakukan analisis pada akar permasalahan untuk mengetahui permasalahan eksternal dan internal yang dihadapi. Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan lima faktor internal yang dapat diperbaiki oleh perusahaan. Lima faktor internal mewakili bauran pemasaran antara lain harga, promosi, produk, proses dan orang. Setelah itu, peneliti mendapatkan tujuh alternatif solusi bisnis melalui analisis matriks TOWS terhadap formulasi strategi pemasaran. Peneliti menemukan hasil bahwa tiga solusi yang dapat diimplementasikan pada perusahaan melalui strategi pemasaran. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan mengenai adopsi mobile banking dan dapat membantu industri perbankan khususnya perbankan syariah di Indonesia dalam mencanangkan strategi peningkatan pangsa pasar melalui digitalisasi perbankan khususnya layanan mobile banking.