Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar konsentrasi
glukosa di dalam darah (hiperglikemia) akibat dari ketidakmampuan tubuh untuk
memproduksi hormon insulin yang cukup atau ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan
insulin secara efektif. Penanganan penyakit diabetes melitus umumnya dengan pemberian
obat-obatan sintetik yang ternyata tidak luput dari efek samping seperti diare, mual, dan
peningkatan berat badan. Untuk mengurangi efek samping tersebut, penderita diabetes
melitus umumnya beralih ke pengobatan alternatif seperti tanaman obat yang memiliki
potensi sebagai antidiabetes. Salah satu tanaman obat yang dipercaya efektif untuk
mengontrol kadar glukosa darah penderita diabetes melitus adalah chamomile, hal ini
dikarenakan tingginya kandungan antioksidan berupa senyawa fenolik dan terpenoid di dalam
tumbuhan chamomile. Senyawa fenolik (flavonoid) sebagian besar berada pada bagian bunga
(kapitulum) chamomile. Penelitian mengenai pengaruh tumbuhan chamomile terhadap kadar
glukosa darah sudah sudah pernah dilangsungkan dan melalui berbagai uji dosis didapati
bahwa tumbuhan chamomile memiliki potensi yang besar sebagai pengobatan antidiabetes
alami. Namun, pengujian dengan metode dosis bertingkat masih sangat sedikit dan umumnya
dosis bertingkat dibuat dari keseluruhan bagian tumbuhan chamomile yang terdiri dari bunga,
batang, daun, dan daerah aerial. Berdasarkan alasan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
menentukan pengaruh estrak bertingkat bunga chamomile terhadap kadar glukosa darah
mencit yang dikondisikan diabetes melitus dengan hipotesis keempat dosis bertingkat yang
diujikan dapat secara signifikan menurunkan kadar glukosa darah mencit yang dikondisikan
diabetes melitus.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental pre dan posttest controlled group
design dengan menggunakan 24 mencit jantan yang berusia 2 bulan dengan berat badan
20-25 gram, yang kemudian dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan yaitu kontrol normal
(mencit sehat), kontrol negatif (mencit diabetes), dosis 1 (13 mg/kgBB mencit), dosis 2 (26
mg/kgBB mencit), dosis 3 (52 mg/kgBB mencit), dan dosis 4 (104 mg/kgBB mencit). Mencit
dikondisikan diabetes melitus dengan menginjeksikan aloksan 70 mg/kg BB mencit via vena
caudalis hingga minimal kadar glukosa darahnya berada pada rentang 200-349 mg/dl.
Pengecekan kadar glukosa darah diambil via vena caudalis setiap 3 hari sekali selama 19 hari,
setelah sebelumnya mencit dipuasakan selama ±18 jam. Kemudian data hasil penelitian
dianalisis dengan uji paired sample t test dan repeated measures anova. Berdasarkan hasil uji
paired sample t test didapati bahwa pemberian senyawa aloksan secara signifikan dapat
meningkatkan kadar glukosa darah mencit. Kemudian berdasarkan hasil uji repeated
measures anova didapati bahwa pemberian ekstrak chamomile secara signifikan dapat
menurunkan kadar glukosa darah mencit. Kasus penurunan kadar glukosa darah tersebut
dapat terjadi karena chamomile dapat menekan aktivitas ROS (reactive oxygen species)
sehingga sel-sel beta pankreas menjadi lebih lestari. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
ekstrak bunga chamomile dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit secara signifikan,
meskipun tidak sampai ke kondisi normal dengan dosis yang paling berpotensi sebagai
pengobatan antidiabets adalah dosis 4 (104 mg/kgBB mencit).