digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kania Gloria Feriani
PUBLIC Irwan Sofiyan

Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar konsentrasi glukosa di dalam darah (hiperglikemia) akibat dari ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin yang cukup atau ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan insulin secara efektif. Penanganan penyakit diabetes melitus umumnya dengan pemberian obat-obatan sintetik yang ternyata tidak luput dari efek samping seperti diare, mual, dan peningkatan berat badan. Untuk mengurangi efek samping tersebut, penderita diabetes melitus umumnya beralih ke pengobatan alternatif seperti tanaman obat yang memiliki potensi sebagai antidiabetes. Salah satu tanaman obat yang dipercaya efektif untuk mengontrol kadar glukosa darah penderita diabetes melitus adalah chamomile, hal ini dikarenakan tingginya kandungan antioksidan berupa senyawa fenolik dan terpenoid di dalam tumbuhan chamomile. Senyawa fenolik (flavonoid) sebagian besar berada pada bagian bunga (kapitulum) chamomile. Penelitian mengenai pengaruh tumbuhan chamomile terhadap kadar glukosa darah sudah sudah pernah dilangsungkan dan melalui berbagai uji dosis didapati bahwa tumbuhan chamomile memiliki potensi yang besar sebagai pengobatan antidiabetes alami. Namun, pengujian dengan metode dosis bertingkat masih sangat sedikit dan umumnya dosis bertingkat dibuat dari keseluruhan bagian tumbuhan chamomile yang terdiri dari bunga, batang, daun, dan daerah aerial. Berdasarkan alasan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh estrak bertingkat bunga chamomile terhadap kadar glukosa darah mencit yang dikondisikan diabetes melitus dengan hipotesis keempat dosis bertingkat yang diujikan dapat secara signifikan menurunkan kadar glukosa darah mencit yang dikondisikan diabetes melitus. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental pre dan posttest controlled group design dengan menggunakan 24 mencit jantan yang berusia 2 bulan dengan berat badan 20-25 gram, yang kemudian dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan yaitu kontrol normal (mencit sehat), kontrol negatif (mencit diabetes), dosis 1 (13 mg/kgBB mencit), dosis 2 (26 mg/kgBB mencit), dosis 3 (52 mg/kgBB mencit), dan dosis 4 (104 mg/kgBB mencit). Mencit dikondisikan diabetes melitus dengan menginjeksikan aloksan 70 mg/kg BB mencit via vena caudalis hingga minimal kadar glukosa darahnya berada pada rentang 200-349 mg/dl. Pengecekan kadar glukosa darah diambil via vena caudalis setiap 3 hari sekali selama 19 hari, setelah sebelumnya mencit dipuasakan selama ±18 jam. Kemudian data hasil penelitian dianalisis dengan uji paired sample t test dan repeated measures anova. Berdasarkan hasil uji paired sample t test didapati bahwa pemberian senyawa aloksan secara signifikan dapat meningkatkan kadar glukosa darah mencit. Kemudian berdasarkan hasil uji repeated measures anova didapati bahwa pemberian ekstrak chamomile secara signifikan dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit. Kasus penurunan kadar glukosa darah tersebut dapat terjadi karena chamomile dapat menekan aktivitas ROS (reactive oxygen species) sehingga sel-sel beta pankreas menjadi lebih lestari. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak bunga chamomile dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit secara signifikan, meskipun tidak sampai ke kondisi normal dengan dosis yang paling berpotensi sebagai pengobatan antidiabets adalah dosis 4 (104 mg/kgBB mencit).